Komdigi Rilis Peta Jalan AI Bulan Ini, Jaga Keseimbangan Inovasi dan Perlindungan

Pernita Hestin Untari
Selasa, 17 Juni 2025 | 09:27 WIB
Menkomdigi Meutya Hafid saat bertemu awak media/Bisnis.com- Lukman
Menkomdigi Meutya Hafid saat bertemu awak media/Bisnis.com- Lukman
Bagikan

Bisnis.com, MAKASSAR — Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menargetkan peta jalan (roadmap) kecerdasan artifisial (AI) nasional bisa rampung pada bulan Juni ini. 

Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid memberikan bocoran aturan pertama yang akan diterbitkan dalam roadmap tersebut kemungkinan besar akan difokuskan pada etika penggunaan AI.

“Jadi kemungkinan besar, ini sedikit bocoran, bahwa aturan pertama terkait artificial intelligence akan menyangkut dengan etika AI itu sendiri,” kata Meutya ditemui di Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas I Makassar, Sulawesi Selatan pada Senin (16/6/2025). 

Hal ini merujuk pada pendekatan beberapa negara yang tidak mengatur AI dalam satu regulasi besar, melainkan dibagi berdasarkan sektor atau pilar tertentu. Meutya menjelaskan dalam merancang regulasi AI, pemerintah berupaya mencari titik tengah antara perlindungan masyarakat dan terbukanya ruang bagi inovasi. 

Oleh karena itu, Komdigi melibatkan banyak pemangku kepentingan dan menerima berbagai masukan agar aturan yang lahir nantinya tetap menjaga aspek etika tanpa menghambat perkembangan inovasi.

Isu mengenai konten AI yang semakin sulit dibedakan dengan hasil nyata, seperti yang ramai diperbincangkan publik terkait gambar penambangan di Raja Ampat hasil AI, juga menjadi sorotan. Meutya menegaskan bahwa prinsip etika akan menjadi acuan dalam menyikapi fenomena ini, termasuk kemungkinan penerapan labeling pada konten berbasis AI.

“Itu yang tadi namanya etika, jadi di beberapa negara yang kami lihat memang harus ada labeling AI. Kalau orang memang lihatnya [AI] untuk menyebarkan hoax maka dia tidak akan menaruh etika. Makanya tadi saya sampaikan, norma pertama yang akan diatur adalah etika,” katanya. 

Komdigi juga tengah mengkaji masukan dari pelaku industri, termasuk dari Motion Picture Association, terkait perlunya penandaan AI dalam karya kreatif seperti film. Diskusi masih berlanjut untuk menentukan pada konteks seperti apa labeling tersebut perlu diwajibkan.

“Apakah perlu melakukan labeling AI atau tidak. Nah, ini kami masih kaji bagaimana seharusnya atau pada tempat mana kami mewajibkan penulisan AI dalam konten itu untuk ditayangkan,” ungkapnya. 

Indonesia sebetulnya sudah memiliki aturan terkait etika kecerdasan artifisial atau AI yang tertuang dalam Surat Edaran (SE) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Namun demikian, Komdigi memang berencana mengubah surat edaran tersebut menjadi peraturan yang lebih mengikat, yang ditargetkan rampung pada Juni 2025.

“Ini digodok oleh Pak Wamen Nezar dan kami sudah tugaskan beliau. Dalam waktu tiga bulan kami akan buatkan juga peraturannya,” kata Meutya di Komdigi, pada Senin (13/1/2025).

Di sisi lain, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria mengatakan, pemerintah telah menyelenggarakan berbagai forum diskusi dan bekerja sama dengan para pemangku kepentingan untuk memastikan peta jalan yang disusun komprehensif.

"Diskusi sudah berlangsung di beberapa forum, termasuk juga kerja sama kita dengan beberapa organisasi dan beberapa company yang ikut mendukung,” kata Nezar dalam keteranganya dikutip, Kamis (20/3/2025).

Nezar menambahkan, regulasi yang telah diterapkan di berbagai negara dapat dijadikan referensi untuk menyusun peta jalan AI di Indonesia. Dirinya mengapresiasi berbagai studi tentang tata kelola AI yang telah dilakukan oleh berbagai lembaga karena telah memberikan rekomendasi kepada pemerintah dalam penyusunan tata kelola AI yang lebih inklusif.

"Saya kira di sini pentingnya studi yang dibuat oleh teman-teman Mandala Consulting untuk membuat semacam mapping atau pemetaan terhadap posisi Indonesia," ujarnya.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper