Indosat Buka Suara soal PHK Karyawan, Benarkah Dampak Merger?

Rahmi Yati
Selasa, 27 September 2022 | 14:26 WIB
GEDUNG INDOSAT. Bisnis/Himawan L Nugraha
GEDUNG INDOSAT. Bisnis/Himawan L Nugraha
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Indosat Ooredoo Hutchison (ISAT) mengakui bahwa beban karyawan mengalami peningkatan pascamerger awal 2022. Namun, manajemen menegaskan bahwa pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 300 karyawannya tidak berkaitan dengan hal tersebut.

SVP-Head Corporate Communications Indosat Ooredoo Hutchison Steve Saerang mengatakan berdasarkan laporan semester I/2022, beban karyawan memang meningkat terkait dengan merger.

"Namun, tujuan dari rightsizing ini bukanlah cost saving, melainkan untuk memastikan alokasi sumber daya dan karyawan yang tepat sesuai dengan kebutuhan bisnis masa depan agar perusahaan dan karyawan dapat terus berkembang," kata Steve kepada Bisnis, Selasa (27/9/2022).

Steve menyebut kebijakan PHK yang disebut sebagai inovasi rightsizing ini didasarkan pada strategi bisnis ke depan dan pertimbangan yang komprehensif, yang diharapkan dapat jadi langkah strategis yang membawa IOH jadi perusahaan telekomunikasi digital paling dipilih di Indonesia.

Langkah rightsizing ini, imbuhnya, dilakukan lantaran terdapat sejumlah posisi/ fungsi tidak lagi ada dalam struktur organisasi yang baru.

"Dalam proses reorganisasi, IOH juga melihat kesesuaian antara kompetensi karyawan dan posisi yang tersedia, untuk memastikan bahwa posisi tersebut memungkinkan bagi karyawan yang tepat untuk dapat terus bertumbuh," ujarnya.

Lebih lanjut dia menilai, pascamergernya PT Indosat Tbk. (Indosat Ooredoo) dan PT Hutchison 3 Indonesia (Tri Indonesia) pada 4 Januari 2022, IOH berhasil membukukan kinerja yang cukup signifikan.

Menurutnya, hal tersebut ditunjukkan dengan laporan kinerja pada semester I/2022, di antaranya total pendapatan yang meningkat 50,3 persen YoY jadi Rp22.527 miliar. Kemudian EBITDA meningkat 35,4 persen YoY jadi Rp9.178 miliar.

Bukan itu saja, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga meningkat sebesar 2.332,4 persen QoQ jadi Rp3.132 miliar pada kuartal II/2022.

"Berdasarkan hasil laporan Q2, kita juga telah berhasil meningkatkan jumlah pelanggan baru, nilai ARPU, dan penambahan BTS," jelasnya.

Dia memerinci, Indosat Ooredoo Hutchison mencatat adanya penambahan 1,6 juta pelanggan baru jadi total 96,2 juta. ARPU (Average Rate Per User) juga meningkat 9,2 persen jadi Rp35.000 di kuartal II/2022.

Oleh karena itu, dirinya berharap pascareorganisasi ini, perusahaan bisa bergerak lebih lincah dan tumbuh lebih cepat untuk memenuhi tuntutan pasar.

"Kami percaya, perusahaan ini akan tumbuh lebih jauh dengan size yang tepat, sehingga reorganisasi ini menjadi sangat krusial bagi keberlanjutan dan pertumbuhan bisnis perusahaan," ungkapnya.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmi Yati
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper