Indosat (ISAT) PHK Karyawan, Bakal Dongkrak Kinerja?

Rahmi Yati
Senin, 26 September 2022 | 06:22 WIB
Pengunjung mencari informasi di salah satu gerai Indosat Ooredoo di Jakarta, Selasa (15/2/2022). Bisnis/Arief Hermawan P
Pengunjung mencari informasi di salah satu gerai Indosat Ooredoo di Jakarta, Selasa (15/2/2022). Bisnis/Arief Hermawan P
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dilakukan Indosat Ooredoo Hutchison (ISAT) terhadap karyawannya akhir pekan lalu belum tentu menguntungkan bagi perusahaan.

Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai kebijakan PHK di industri telekomunikasi bukan sekadar adanya efek inflasi, atau perubahan pola konsumsi pasca pandemi, tetapi sebelum adanya pandemi juga saturasi dalam bisnis infrastruktur telekomunikasi sudah jenuh.

Bukan itu saja, sambung Bhima, BUMN dianggap memiliki market share yang besar, sehingga pemain swasta kurang bisa berkompetisi.

"Langkah efisiensi dari IOH (Indosat), tanpa disertai pivot strategi ke sektor digital lainnya belum tentu akan untungkan korporasi," ujarnya, Minggu (25/9/2022).

Dia melihat prospek bisnis telekomunikasi sebenarnya mulai jenuh kalau hanya menjual layanan SIM card, atau langganan internet.

Sebab, imbuh Bhima, bisnis telekomunikasi sebagai infrastruktur dasar, dibandingkan bisnis digital yang berkembang mulai dari data center, cloud computing, IoT atau menjadi modal ventura sudah jauh berbeda peluangnya.

"Bagai bumi dan langit perbedaan omset-nya," tutur Bhima.

Terpisah, Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi menuturkan, peluang untuk masuk ke bisnis digital tidak hanya suara dan data saja.

Dia menyebut kompetisi di sektor ini masih akan ketat ditambah adanya ancaman krisis yang akibatkan penuruan daya beli.

Sebelumnya, emiten berkode ISAT ini melakukan perampingan karyawan alias PHK dengan kompensasi rata-rata 37 kali gaji, bahkan yang tertinggi mencapai 75 kali upah bulanan. Sekitar 95 persen karyawan terdampak menerima putusan tersebut.

Director & Chief of Human Resources Officer Indosat Ooredoo Hutchison Irsyad Sahroni menyebut inisiatif rigthsizing berjalan lancar sesuai rencana dan telah diterima dengan baik oleh sebagian besar karyawan yang terkena dampak.

"Prosesnya sejalan dengan peraturan perundang-undangan yang ada dan telah dilakukan dengan pertimbangan matang, yang dilakukan secara objektif dan fair," ujarnya, Jumat (23/9/2022).

Dia menuturkan inisiatif rightsizing ini didasarkan pada strategi bisnis ke depan dan pertimbangan yang komprehensif, yang diharapkan dapat menjadi langkah strategis yang membawa Indosat Ooredoo Hutchison menjadi perusahaan telekomunikasi digital paling dipilih di Indonesia.

Sementara itu untuk jumlah pesangonnya sendiri, SVP Head of Corporate Communications Indosat Ooredoo Hutchison Steve Saerang mengatakan jumlah yang diberikan disesuaikan tergantung dengan masa kerja karyawan. "Karyawan menerima rata-rata Rp1 miliar dan yang paling tinggi menerima Rp 4,3 miliar," kata Steve kepada Bisnis, Minggu (25/9/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmi Yati
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper