Bisnis.com, JAKARTA - Line, startup komunikasi asal Korea Selatan, telah menutup tiga layanan miliknya dikarenakan akan mengubah bisnisnya menjadi financial technology (fintech).
Sebagai informasi, dalam 8 bulan terakhir, ini ketiga kalinya Line menutup layanan di Indonesia. Sebelumnya Line sudah menutup Line Today, Line OpenChat dan ini Line Jobs.
Country Manager Line Indonesia Fanny Verona mengatakan penutupan tiga layanan ini sudah searah dengan bisnis strategis Line, yaitu fintech. Dalam keterangan terbaru dari Line, penutupan layanan Line Jobs dikarenakan pihak Line ingin fokus ke arah fintech AI, Blockchain dan NFT.
Ketika ditanya dalam bentuk apa fintech yang ingin digarap Line yang terdapat P2P lending (pinjaman online) ataupun e-wallet, Line enggan memberikan tanggapan lebih jauh.
"Sementara untuk fintech-nya sendiri, saat ini kami belum bisa memberikan detail informasi," ujar Fanny, Senin (1/8/2022)
Fanny juga menambahkan layanan-layanan fintech yang saat ini sudah ada di Line seperti Spitbill akan terus dikembangankan untuk pengguna di Indonesia. Adapun, Line juga menjalin kerja sama dengan Bank KEB Hana untuk meluncurkan Line Bank.
Belum lama ini pun, PT Bank KEB Hana Indonesia mencatat volume transaksi Quick Response Code Indonesian Standard atau QRIS telah mencapai lebih dari Rp192 miliar per Juni 2022.
Consumer Banking Director Bank KEB Hana Indonesia Anton Hermawan mengatakan layanan QRIS Bank KEB Hana Indonesia di aplikasi LINE Bank, yang merupakan hasil kolaborasi dengan Line Corporation, ini baru meluncur pada September 2021.
“Penggunaan dari QRIS ini didominasi oleh nasabah yang berumur di bawah 30 tahun, sesuai dengan mayoritas segmen nasabah di LINE Bank,” kata Anton, Kamis (14/7/2022).
Untuk LINE Bank, tercatat telah memiliki jumlah pengguna aktif bulanan mencapai 440.000 pengguna pada April 2022. Adapun, perseroan berfokus untuk terus meningkatkan pengguna aktif bulanan LINE Bank.