Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan penyedia layanan ride hailing berbasis online yang beroperasi di Indonesia, Gojek dan Grab, tengah berlomba mengembangkan kendaraan bertenaga listrik.
Setidaknya, dua pemain besar yang menguasai sebagian besar pangsa pasar saat ini tengah gencar menyediakan layanan motor elektrik, dengan dukungan BUMN hingga pemerintah.
Upaya tersebut sejalan dengan titah Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk memperbanyak kendaraan listrik guna memacu pengurangan emisi karbon. Orang nomor satu di Indonesia itu menargetkan sebanyak 2 juta kendaraan listrik mengaspal pada 2025.
Hal tersebut disampaikan pada akhir Februari 2022, dalam acara peresmian ekosistem kendaraan listrik yang dikembangkan ramai-ramai oleh Gojek, TBS Energi Utama, Electrum, Pertamina, Gogoro, dan Gesits. Layanan GoRide Electric, saat ini telah dioperasikan pada platform Gojek sekitar enam bulan.
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) mengeklaim bahwa pemesanan terhadap layanan GoRide Electric meningkat hingga dua kali lipat pada Juni 2022, atau selama lima bulan diujicobakan. Target jarak tempuh 1 juta kilometer (km) disebut tercapai dalam waktu tiga bulan untuk layanan GoRide (antar penumpang), GoFood (antar makanan), dan GoSend (pengiriman barang).
Electrum, perusahaan patungan antara Gojek dan PT TBS Energi Utama Tbk. (TOBA), menyampaikan bahwa akan terus meningkatkan jumlah ketersediaan motor listrik hingga ribuan unit ke depannya. Perusahaan patungan itu didukung oleh sejumlah perusahaan lain termasuk BUMN PT Pertamina (Persero), Gogoro asal Taiwan, dan produsen motor listrik Gesits.
Ke depan, Gojek dan TOBA menargetkan rencana investasi sekitar US$1 miliar (atau sekitar Rp15 triliun berdasarkan kurs Rp14.999 per dolar AS) dalam lima tahun ke depan, guna mengembangkan ekosistem kendaraan listrik. Gojek mencatat saat ini sudah memiliki ratusan kendaraan listrik dan akan dikembangkan secara bertahap.
"Antusiasme masyarakat dalam menyambut layanan ini juga cukup tinggi, ditandai dengan keberhasilan kami dalam mencapai jarak tempuh 1 juta kilometer dalam waktu 3 bulan, dari yang sebelumnya kami targetkan untuk tercapai akhir tahun," ujar Senior Vice President Corporate Affairs Go-Jek Rubi W Purnomo melalui keterangan resmi kepada Bisnis, Kamis (14/7/2022).
Mengutip dataindonesia.id, pangsa pasar ojek online Gojek bersaing cukup ketat dengan perusahaan penyedia ride hailing asal Singapura, Grab. Selama Maret 2020 hingga Februari 2021, keduanya saling berlomba merebut pangsa pasar satu sama lain.
Sejak September 2020, Gojek terus mencoba menguasai pasar, terlihat dari pangsa pasarnya yang tak pernah di bawah 50 persen. Sampai dengan Februari 2021, Gojek menguasai pangsa pasar ojek online yakni 59 persen.