Bisnis.com, JAKARTA – Founder dan Presiden Direktur Binar Academy Alamanda Shantika sudah menduga akan ada ledakan teknologi (tech bubble) yang terjadi kepada banyak perusahaan rintisan atau startup di Indonesia.
Dilansir dari laman Linkedin Alamanda yang juga mantan Vice President of Product platform transportasi Gojek, dia sempat berujar pada 2016 bahwa ekosistem startup mulai tidak sehat dikarenakan banyak perusahaan yang melakukan pembajakan karyawan antarperusahaan yang menawarkan jumlah gaji yang tinggi.
Akibatnya, banyak startup tersebut ke depannya kesusahan untuk membayar gaji karyawan tersebut. Alamanda juga mengatakan butuh lebih dari enam tahun untuk bisnis bisa berkalibrasi.
Dia pun menjelaskan alasan dirinya membangun Binar Academy untuk mempercepat ketersediaan talenta digital guna menyeimbangkan penawaran dan permintaan para startup.
"Pada saat itu, tidak banyak yang mau melakukan upaya ini," ujar Alamanda dilansir dari Linkedin, Jumat (8/7/2022)
Alamanda bersama Co Founder Binar Academy lainnya, yakni Dita Aisyah dan Ignasius Setolareno berjuang membangun Binar Academy selama empat tahun. Proses ini diakuinya sangat menguji mentalitas kewirausahannya. Apakah mereka siap? Mereka berhitung secara cermat untuk memastikan perusahaan memanfaatkan semua sumber daya yang dimilikinya.
Baru-baru ini, dia menceritakan telah bertemu banyak investor yang telah berminat untuk menanamkan modalnya ke Binar Academy, berkat usaha yang telah dilakukan oleh para pendirinya.
Komisaris Mandiri Capital ini menambahkan ukuran dan kesuksesan sebuah perusahaan rintisan tidak hanya dapat dianggap bernilai jika berhasil mengumpulkan dana jutaan dolar. Seharusnya yang menjadi perhatian adalah bagaimana dampak startup sehingga mendorong ekosistem yang lebih sehat.
"Saya pribadi memuji startup yang terus berkembang tanpa suntikan modal bagi investor. Bintang-bintang seperti ini pantas untuk menjadi sorotan," ucapnya