Bisnis.com, JAKARTA – Clubhouse, startup audio sosial, menjelaskan alasan mereka melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap beberapa karyawannya.
Clubhouse menjelaskan sejumlah karyawan memilih untuk meninggalkan perusahaan akibat adanya pemotongan di beberapa area program yang telah difokuskan sebelumnya seperti olahraga, berita dan internasional.
Adapun, PHK ini dilakukan sebagai bagian restrukturisasi yang lebih luas dan memikirkan kembali strategi aplikasi audio yang sempat terkenal saat awal pandemi Covid-19 tersebut.
“Beberapa peran dihilangkan sebagai bagian dari perampingan tim kami, dan beberapa individu memutuskan untuk mengejar peluang baru. Kami terus merekrut untuk banyak peran di bidang teknik, produk, dan desain,” kata juru bicara Clubhouse dalam sebuah pernyataan email, dilansir dari Bloomberg, Senin (6/6/2022).
Mantan tiga mantan karyawan ClubHouse yang mengumumkan kepergian mereka dari startup tersebut per 1 Juni yaitu Nina Gregory, mantan editor National Public Radio yang bergabung dengan Clubhouse untuk mengepalai inisiatif kemitraan berita, Anu Atluru sebagai kepala komunitas, dan Aarthi Ramamurthy sebagai kepala internasional.
Lalu, Sean Brown sebagai kepala kemitraan olahraga mengumumkan kepergiannya bulan lalu. Stephanie Simon yang bertanggung jawab atas pengembangan merek juga meninggalkan Clubhouse pada akhir April lalu.
Sebagai informasi, startup ini mendapatkan valuasi US$4 miliar setelah diluncurkan pada 2020 atau awal pandemi Covid-19. Clubhouse mulai menambah layanan dari menambahkan fitur seperti teks real-time dan streaming audio berkualitas tinggi.