113 Wilayah Tak Bisa Tangkap Siaran Digital, Kemekominfo Beri Solusi

Rahmi Yati
Kamis, 14 April 2022 | 01:15 WIB
Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika RI di Jakarta. -Bisnis.com/Samdysara Saragih
Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika RI di Jakarta. -Bisnis.com/Samdysara Saragih
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Migrasi TV analog ke digital atau analog switch off (ASO) yang dibagi menjadi tiga tahap, mulai 30 April–2 November 2022 ternyata belum mencakup seluruh wilayah di Tanah Air.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate sebelumnya mengatakan terdapat 341 kabupaten/kota yang saat ini terlayani televisi terestrial analog. Wilayah tersebut akan jadi sasaran ASO.

Namun begitu, terdapat 113 wilayah siaran di 173 kabupaten/kota yang tidak tercakup wilayah ASO yang nantinya akan jadi sasaran Digitalization Broadcasting System (DBS) berikutnya.

"[113 wilayah] itu akan dilengkapi nanti oleh infrastruktur di TVRI. Jadi kami akan memperluas jangkauan siaran TVRI yang daerah-daerah yang belum tercakup ASO akan ditambahkan," kata Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kemenkominfo Ismail, Selasa (12/4/2022).

Ismail belum bisa memerinci bagaimana detail program DBS yang akan dilakukan. Akan tetapi, dia menuturkan bahwa rencana tersebut akan dilakukan secara bertahap setelah ASO selesai pada 2 November 2022.

"Memang akan lama. Dari zaman merdeka aja belum ada [siaran] sampai sekarang tetapi kita komitmen terus. Sekarang solusi di sana ada parabola. Jadi bukan berarti wilayah siaran yang 113 itu nggak bisa nonton TV. Mereka tetap bisa tetapi dengan menggunakan alat tambahan seperti parabola, satelit. Nah, DBS itulah program yang sedang direncanakan oleh pemerintah," terang Ismail.

Sementara itu, Direktur Pengembangan Pitalebar Kominfo Marvels Situmorang menambahkan perubahan teknolologi penyiaran dari analog ke digital menjadi momentum untuk meningkatkan jangkauan siaran TV di daerah-daerah yang saat ini belum tercakup siaran analog.

Melalui program DBS, lanjutnya, akan dilakukan pembangunan sistem penyiaran digital high end (pemancar, studio dan capacity building) bagi Lembaga Penyiaran Publik (LPP) TVRI.

"Program ini selain meningkatkan jangkauan siaran digital TVRI juga untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas LPP TVRI setara dengan lembaga penyiaran publik dunia seperti NHK, BBC, dan lainnya," tambahnya.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmi Yati
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper