Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah menyebut persaingan yang terlalu ketat berdampak buruk pada peforma serta keuangan operator seluler di Indonesia.
Direktur Telekomunikasi Ditjen PPI Kemenkominfo Aju Widya Sari menyebut, menurut data internal, pada Desember 2021 ada lebih dari 900 penyelenggara jasa telekomunikasi dan didominasi oleh Internet Service Provider (ISP), sedangkan penyedia jaringan telekomunikasi terdapat 250 penyelenggara.
"Masalahnya, persaingan yang terlalu ketat antara penyelenggara mengakibatkan perang harga dan itu berdampak buruk," ujarnya dalam webinar daring, Rabu (30/3/2022).
Aju mengatakan Indonesia menempati posisi ke-12 dari 230 negara di dunia sebagai negara dengan tarif termurah, dan menjadi yang termurah di Asia Tenggara. Saat ini rata-rata tarif layanan data internet atau paket data adalah Rp6.000 per 1 gb, karena adanya kompetisi yang terlalu ketat.
Dia menambahkan, perang harga berakibat pada minimnya pendapatan operator seluler di Indonesia bila dibandingkan dengan negara lain. Pendapatan operator per pengguna di Indonesia hanya sekitar US$2,1, nomor 2 terendah setelah India.
"Persaingan membuat peforma keuangan penyelenggara terdampak, akhirnya perbaikan layanan dan teknologi baru seperti 5G terhambat," jelas Aju.
Menurutnya, untuk mengurangi dampat tersebut Pemerintah telah mengurangi beban regulatory cost. Hal itu karena mengacu pada kondisi saat ini, perusahaan diprediksi tidak akan bisa bertahan jika regulatory cost lebih dari 10 persen dari pendapatan penyelenggara.
"Kami siapkan rencana terakhir, yaitu rumuskan penetapan batas tarif batas atas dan batas bawah," ujarnya.
Aju mengatakan, pemerintah terus mendorong adanya kolaborasi dan kerja sama antara operator untuk mengurai persaingan yang terlalu ketat. Selain itu pemerintah juga mendorong penerapan teknologi baru seperti 5G di perhelatan internasional seperti MotoGP.
Dia mengatakan dalam rencana strategis 2020-2024, jaringan 5G ditargetkan masuk 6 kota besar di Jawa, lokasi destinasi wisata prioritas, IKN, dan kawasan industri manufaktur.
Di sisi lain percobaan 5G di Mandalika lalu menggunakan mmWave 26 GHz dengan bandwidth 800 MHz menghasilkan kecepatan puncak mencapai 5,27 Gbps. Sementara dengan 3,5 GHz dan Bandwidth 100 MHz, mencapai 1,88.Gbps
Sebagai informasi, rata-rata tarif kuota 1 Gb atau kurang dari sama dengan 1 Gb sebesar Rp5000 - 25.000. Kuota lebih dari 1 Gn - kurang dari sama dengan 2 Gb Rp6000 - Rp13.000.
Sementara itu tari kuota lebih dari 2 Gb sampai kurang dari sama dengan 10 Gb sebesar Rp4000 - Rp11.000. Kuota lebih dari 10 Gb seharga Rp2.000 - Rp7.000.