PT ThorCon Power Indonesia Dorong UNS Dirikan Prodi Teknik Fisika Nuklir, Ini Alasannya

Setyo Puji Santoso
Senin, 21 Maret 2022 | 17:45 WIB
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Bushehr di Iran, sekitar 1.200 kilometer sebelah selatan Teheran./Reuters
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Bushehr di Iran, sekitar 1.200 kilometer sebelah selatan Teheran./Reuters
Bagikan

Bisnis.com, SOLO - Chief Operating Officer (COO) PT ThorCon Power Indonesia, Bob S. Effendi, mendorong UNS mendirikan Program Studi (Prodi) Teknik Fisika Nuklir serta spesialisasi Komunikasi nuklir.

Hal itu diperlukan utuk menindaklanjuti kerjasama yang dilakukannya dengan pihak UNS selama setahun terakhir ini.

“Ketika tahun depan pemerintah telah memberikan greenlight dalam bentuk Peraturan Presiden (Perpres), maka kita akan menjadi proyek prioritas nasional. Tentu ini akan membutuhkan ribuan tenaga kerja yang mayoritasnya ahli di bidang nuklir. Maka, kami menghimbau UNS untuk mendirikan Prodi Teknik Fisika Nuklir dengan mempertimbangkan peluang ini," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (21/3/2022).

Menurutnya, keterdesakan kondisi saat ini agar pemerintah dapat memenuhi kebutuhan energi listrik yang ramah lingkungan, murah, tidak meminta dana dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), solusinya hanya ada pada nuklir.

Dengan alasan tersebut, Bob meyakini pemerintah akan menyetujui pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang dicanangkan.

“Ini didukung dengan hasil kajian naskah akademik yang telah dilakukan oleh UNS yang sudah terbukti, terverifikasi, dan divalidasi. Bahwa nuklir adalah pembangkit listrik yang ramah lingkungan,” lanjut Bob.

Di sisi lain, nuklir secara data dan fakta adalah pembangkit listrik yang paling aman dari sisi kematian.
Selain itu, sudah adanya pengawas regulator nuklir yakni Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten).

Lebih lanjut, dikatakan, Indonesia juga sudah memiliki pengalaman lebih dari 50 tahun dalam mengoperasionalkan reaktor nuklir. Ada pun reaktor nuklir yang dimaksud, Reaktor Triga Mark terletak di Bandung, Reaktor Kartini di Yogyakarta, dan Reaktor Siwabessy di Serpong.

“Saat ini terdapat ribuan ahli nuklir dari lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM), Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir (STTN), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan semoga selanjutnya terdapat lulusan dari UNS, sehingga dari segi Sumber Daya Manusia (SDM) sudah memenuhi. Maka, tak perlu lagi ada yang diragukan untuk membangun PLTN di Indonesia,” tambah Bob.

Kemudian, untuk bisa mencapai target Net Zero Emission (netralitas karbon) di tahun 2050, nuklir adalah pilihan yang harus dipertimbangkan.

“Selama ini yang digadang-gadang pemerintah adalah bagaimana mewujudkan emisi yang bebas karbon, energi yang tidak mahal, tidak menyebabkan tarif listrik naik, dan menginginkan jaringan listrik yang stabil. Dengan ini solusinya hanya pada nuklir,” pungkas Bob.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper