Ini Alasan Wilayah 3T Wajib Dapat Jaringan 4G

Rahmi Yati
Kamis, 17 Maret 2022 | 11:04 WIB
Teknisi melakukan pemeriksaan perangkat BTS di daerah Labuhan Badas, Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin (26/8). Bisnis/Abdullah Azzam
Teknisi melakukan pemeriksaan perangkat BTS di daerah Labuhan Badas, Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin (26/8). Bisnis/Abdullah Azzam
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Kawasan 3T (Terdepan, Terpencil dan Tertinggal) dinilai memang sudah seharusnya didukung jaringan 4G. Pasalnya, saat ini teknologi 3G sudah mulai mahal karena produksinya berkurang dan telah menggunakan bandwidth (pita lebar) yang lebih besar.

Ketua Pusat Studi Kebijakan Industri dan Regulasi Telekomunikasi Indonesia ITB Ian Yosef M. Edward mengatakan 4G merupakan teknologi yang menggantikan 3G. Saat ini, layanannya lebih kaya dan datanya juga lebih murah.

"Wajar jika masyarakat mendapatkan kualitas layanan yang lebih baik dan terjangkau. Oleh sebab itu, untuk daerah 3T memang seharusnya yang dipasang minimal 4G," kata Ian, Rabu (16/3/2022).

Menurutnya, saat ini ekosistem 4G sudah mulai terbentuk apalagi dengan semakin terjangkaunya perangkat berteknologi 4G.

Namun, lanjut Ian, tentu saja bila ingin mematikan 3G harus sudah ada pengganti 4G. Selain itu, memang sebuah kerugian bagi operator bila tidak mau membangun di daerah 3T.

"Tentu pemadaman 3G dilakukan secara bertahap, dengan membuat alokasi bandwidth yang diperuntukan 3G lebih kecil dibandingkan 4G dan pada saatnya semua beralih ke 4G. Untuk kota-kota besar tidak masalah, untuk daerah 3T, membuka daerah baru akan lebih murah 4G," tuturnya.

Sebagaimana diketahui, saat ini masih ada 12.548 desa/kelurahan yang merupakan area blank spot atau belum tersentuh jaringan telekomunikasi. Dari jumlah itu ada 3.435 desa/kelurahan di wilayah komersial yang blank spot, sisanya berada di wilayah 3T atau Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal.

Anggota Komisi Komunikasi dan Edukasi Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BKPN) Heru Sutadi menilai saat ini jaringan 4G sudah mulai merata di dalam negeri termasuk di daerah-daerah terpencil. Apalagi, pemerintah juga akan memasang 12.548 Base Transceiver Station (BTS) di daerah 3T.

"Jadi kalau dari sisi operator telekomunikasi 3G memang sudah saatnya juga [dimatikan] karena dia beda dengan 2G karena akan lebih banyak digunakan untuk layanan data. Sementara layanan data ini sudah tergantikan oleh 4G dan 5G yang memiliki kecepatan lebih besar, latensi juga lebih kecil sehingga lebih mendukung kebutuhan masyarakat saat ini," ucapnya.

Sementara itu, Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos Dan Informatika Kemenkominfo Ismail mengatakan konektivitas adalah suatu hal yang sangat penting dan dibutuhkan agar masyarakat tetap bisa terus beraktivitas, khususnya di masa pandemi.

Dengan begitu, konektivitas merupakan suatu hal yang sangat mutlak dibutuhkan agar seluruh masyarakat di Indonesia mempunyai potensi dan ruang yang sama untuk bisa terhubung ke dunia digital.

"Saat ini jaringan yang dibutuhkan oleh masyarakat adalah jaringan broadband, jaringan pita lebar yang dapat menyalurkan informasi dalam jumlah besar dengan kecepatan tinggi," kata Ismail.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmi Yati
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper