Waspada! Pencurian Data oleh Kelompok Ransomware, Ini Pesan BSSN

Rahmi Yati
Jumat, 11 Maret 2022 | 10:56 WIB
Ilustrasi ransomware/Freepik
Ilustrasi ransomware/Freepik
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengingatkan seluruh lapisan masyarakat baik pemerintah, swasta, maupun perorangan untuk mewaspadai pencurian data yang diakibat oleh aktivitas kelompok ransomware (ransomware gang).

Juru Bicara BSSN Anton Setiawan mengatakan pelanggaran data ini umumnya terjadi dan dilakukan oleh kelompok kriminal siber yang teroganisir dengan baik.

"Salah satu entri poin yang umum digunakan oleh pelaku kejahatan mengeksploitasi kelemahan pada individu yang memiliki tingkat kesadaran keamanan informasi yang rendah, seperti melalui pengiriman e-mail phishing," ujarnya, Kamis (10/3/2022).

Anton menyebut, dalam beberapa kurun waktu terakhir, serangan jenis ini telah berevolusi dengan melakukan sejumlah perubahan operasi seperti berafiliasi dengan kelompok peretas lainnya untuk menjalankan operasinya.

Selain itu, sambungnya, operasi ransomware gang juga telah berevolusi jika sebelumnya hanya melakukan penyanderaan data saja, saat ini juga melakukan eksfiltrasi data/pencurian data sebelum data tersebut dienkripsi.

"Dengan begitu, hal ini meningkatkan tekanan kepada pemangku kepentingan yang menjadi korban untuk melakukan pembayaran, karena pelaku juga mengirimkan ancaman akan mempublikasikan data yang diperoleh dengan tujuan mempermalukan institusi tersebut. Beberapa jenis ransomware yang cukup aktif di Indonesia pada tahun 2021 diantaranya Avaddon, CONTI, dan Lockbit," tambah Anton.

Sebelumnya, laporan terbaru dari IBM Security X-Force Intelligence Index menyebutkan bahwa industri manufaktur menjadi industri yang paling ditargetkan oleh para penjahat siber secara global.

Meskipun phishing adalah penyebab paling umum dari serangan siber dalam satu tahun terakhir, IBM Security X-Force mengamati adanya peningkatan serangan siber sebesar 33 persen yang disebabkan oleh eksploitasi kerentanan perangkat lunak yang merupakan titik masuk paling diandalkan oleh pelaku ransomware selama 2021.

Sementara di Asia, industri manufaktur mengalami serangan siber sebesar 29 persen, menduduki peringkat kedua industri yang ditargetkan pelaku. Berbeda dengan global, industri keuangan dan asuransi menjadi industri yang paling ditargetkan di Asia dengan serangan sebanyak 30 persen.

Menurut IBM, industri manufaktur mengalami serangan ransomware terbanyak yakni 23 persen pada 2021. Perusahaan mengatakan para pelaku ransomware berusaha untuk "meretakkan" tulang punggung rantai pasokan global dengan serangan terhadap manufaktur.

"Ransomware ini sifatnya bisa menghancurkan dan me-lockdown atau mengunci data yang kita miliki, bahkan menghilangkan jejak, menghilangkan data kemudian sifatnya juga balik lagi ke dalam sistem IT sehingga menghancurkan infrastruktur yang sudah disiapkan dengan baik," kata President Director and Technology Leader IBM Indonesia Cin Cin Go dalam siaran pers dikutip Kamis (10/3/2022).

Cin Cin mengatakan keamanan siber (cybersecurity) memegang peranan yang penting agar sistem kritis dan informasi sensitif yang dimiliki suatu perusahaan atau organisasi tetap terlindungi.

Dia menyebut, sebanyak 47 persen serangan siber terhadap manufaktur disebabkan oleh kerentanan unpatched software yang belum atau tidak bisa diatasi. Melihat hal ini, IBM turut menyoroti kebutuhan industri atau organisasi untuk memprioritaskan manajemen kerentanan.

Lebih lanjut dia menekankan, strategi keamanan siber harus dilakukan secara tepat mulai dari sisi sumber daya manusia, proses, hingga teknologi. Dia juga menggarisbawahi pentingnya perusahaan untuk mulai menjalankan strategi keamanan dengan segera disertai perencanaan yang tepat.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmi Yati
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper