Rangkuman Data Tantangan Talenta Digital Indonesia, dari Gaji Hingga Daya Saing

DataIndonesia.id
Selasa, 1 Maret 2022 | 06:33 WIB
Tantangan bagi talenta digital semakin besar. Foto ilustrasi. / Bloomberg
Tantangan bagi talenta digital semakin besar. Foto ilustrasi. / Bloomberg
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA -- Perkembangan teknologi informasi menuntut ketersediaan talenta yang menguasai teknologi digital secara memadai. Simak data seputar tantangan talenta digital di sini.

Data yang dirangkum oleh DataIndonesia.id antara lain mencakup perubahan waktu kerja yang akan terotomatisasi, proyeksi jumlah pekerjaan yang hilang atau bertambah akibat otomatisasi, perubahan permintaan lapangan pekerjaan menurut pendidikan, rata-rata lama sekolah di Indonesia, persentase pekerja yang menggunakan ketarampilan digital di Asia Pasifik, daya saing digital negara-negara di Asia, penetrasi internet di indonesia, proporsi penduduk dengan akses internet. Selengkapnya simak melalui tautan ini.

Selain itu, gaji talenta digital di Indonesia, daya saing digital Indonesia, kota dengan daya saing digital terbaik, dan sebagainya. Selengkapnya di sini.

Perkembangan teknologi kian pesat. Manusia dipaksa untuk beradaptasi jika tak mau tertinggal. Terlebih, otomatisasi menjadi ancaman teranyar lantaran bisa menggantikan kerja-kerja manusia.

McKinsey meramal ada sejumlah pekerjaan yang akan digantikan oleh robot dan kecerdasan buatan di masa mendatang. Pekerjaan berulang seperti pengumpulan data menjadi yang paling mungkin terotomatisasi. Perubahan waktu kerja di aktivitas tersebut yang dapat terotomatisasi mencapai 75%.
Waktu kerja di pekerjaan proses data pun diperkirakan terotomatisasi hingga 72%. Ada pula waktu kerja di aktivitas fisik terprediksi yang dilakukan buruh dan operator mesin akan terotomatisasi hingga 70%.

Menurut McKinsey, pekerjaan yang hilang akibat perkembangan teknologi tersebut di dalam negeri mencapai 23 juta dalam kurun 2014-2030.

Beberapa sektor pun diprediksi turut merasakan dampak dari otomatisasi. Sebagai contoh, proporsi tenaga kerja di sektor pertanian akan berkurang 4% poin dalam kurun 2014-2030 sebagai dampak otomatisasi.

Di sektor manufaktur dan lainnya, proporsi tenaga kerja yang ada di tanah air diproyeksi sama-sama berkurang 1% poin dalam periode yang sama.
Kemudian, proporsi tenaga kerja di sektor retail dan perdagangan besar serta transportasi akan berkurang masing-masing sebesar 2% poin.

Selengkapnya terkait dengan dampak otomatisasi dan talenta digital, simak di sini.

Sementara itu, berdasarkan laporan AlphaBeta, baru 19% penduduk Indonesia yang telah memiliki keterampilan digital pada 2020. Hal tersebut berbeda dengan Jepang, Korea Selatan, Singapura, dan Australia yang mayoritas atau lebih dari 50% penduduknya telah memiliki keterampilan digital.

Laporan dari Institute for Management Development pun menunjukkan masih rendahnya daya saing digital Indonesia. Di Asia, daya saing digital Indonesia menempati urutan ketiga terendah pada 2021.

Skornya sebesar 50,17 poin, hanya lebih tinggi dari Mongolia dan Filipina. Daya saing digital ini diukur dari tiga indikator utama, yakni pengetahuan, teknologi, dan tingkat kesiapan suatu negara. Indikator pengetahuan digunakan untuk melihat pemahaman untuk menemukan, memahami, dan membangun teknologi baru. Selengkapnya di sini.


Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : DataIndonesia.id
Editor : Setyardi Widodo
Sumber : DataIndonesia.id
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper