Bisnis.com, JAKARTA - Langkah kerja sama startup atau aplikasi super seperti GoJek dengan penyedia kendaraan listrik dipandang sebagai upaya untuk menciptakan ekosistem bisnis yang saling menguntungkan dan mendominasi pasar.
Bendahara Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia (Amvesindo) Edward Ismawan Chamdani menyebut, tren penggunaan motor listrik dimulai dari kerjasama produsen motor/motor listrik yang memerlukan adopsi awal untuk menjamin produknya terjual dengan angka yang cukup besar.
Dengan itu para produsen memperoleh pemasukan dan portofolio yang dapat digunakan untuk merambah pasar yang lebih besar.
"Ini akan melebar dan membentuk ekosistem bisnis seperti infrastruktur pengisian baterai, penyediaan suku cadang, pelatihan, pembukaan cabang, dan lain sebagainya," ujar Edward, Selasa (22/2/2022).
Dengan alasan tersebut, menurut Edward, kolaborasi dengan aplikasi super, yang notabene menggunakan motor sebagai modal transportasi menjadi target kerja sama yang sangat ideal dan saling menguntungkan.
Dia menambahkan, para aplikasi super mendapatkan dukungan dan ekosistem bisnis yang lebih luas serta potensi pasar yang luas.
"Arah kerja sama seperti yang dilakukan GoJek tentu untuk dominasi pasar dengan eksosistem yang mereka miliki," ujarnya.
Sebelumnya, Electrum, perusahaan patungan Gojek dan TBS Energi Utama (TBS), bersama Pertamina, Gogoro, dan Gesits, bersinergi untuk mengakselerasi pengembangan ekosistem kendaraan listrik terintegrasi.
Dengan itu Gojek telah mengoperasikan 500 motor listrik dan menargetkan penambahan ribuan unit pada akhir 2022. Selain itu pada 2030 mendatang, Gojek menargetkan 100 persen armadanya telah menggunakan motor listrik.
Sementara itu, menurut pantauan Bisnis, Rabu (29/12/20221), Grab, salah satu pesaing kuat Gojek, telah memiliki armada kendaraan listrik berjumlah 12.000 unit pada akhir 2021.
Adapun, Sicepat, perusahaan rintisan di sektor logistik juga melakukan pembelian 10.000 unit motor listrik dari Volta.
Gojek dan Grab merupakan perusahaan yang terkenal dengan armada kendaraann bermotor. Menurut data Statista pada 2021 lalu, Gojek menguasai 42 persen pangsa pasar ride-hailing di Indonesia. Sementara itu, sisanya sekitar 58 persen dikuasai oleh pesaingnya asal Singapura, Grab.
Dikutip dari laman resmi Kemenperin, pemerintah menargetkan produksi kendaraan listrik berbasis baterai pada tahun 2030 dapat mencapai 600 ribu unit untuk roda 4 atau lebih, serta 2,45 juta unit untuk roda 2.
Produksi kendaraan listrik diharapkan mampu menurunkan emisi CO2 sebesar 2,7 juta ton untuk roda 4 atau lebih dan sebesar 1,1 juta ton untuk roda 2. Hal itu selaras denhan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Progam Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan.