Bisnis.com, JAKARTA – Strategi ekspansi ke luar negeri menjadi senjata bagi startup yang berbasis di Indonesia untuk menarik investor sekaligus memanfaatkan pendanaan yang sudah didapat.
Bendahara Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia (Amvesindo) Edward Ismawan Chamdani menyebut para startup lokal yang ekspansi ke luar negeri akan lebih diminati oleh investor.
"Kita juga mengenal istilah roll-up strategi, seperti Lazada, menarik bagi Alibaba pada waktu mengakuisisi mereka karena suda ada di lima negara sekaligus tanpa harus mengkonsolidasikan dan mencari startup sejenis di masing-masing negara untuk di roll-up," ujarnya, Minggu (20/2/2022).
Menurut Esward, jejaring lokal di luar negeri dan pengalaman dari masing-masing negara yang beragam dapat menjadi pembelajaran untuk menghadirkan inovasi baru.
Di sisi lain, peneliti ekonomi digital Institut for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda menyebut pasar UMKM Indonesia memang sangat besar, tetapi sebagian besar belum terliteraasi dengan baik terkait teknologi digital.
"Pasalnya masih terdapat kesenjangan digital di Indonesia, sehingga pelaku UMKM masih banyak yang belum terfasilitasi internet, belum paham internet, bahkan belum menggunakan internet," ujarnya.
Alhasil, menurut Huda, meskipun memiliki pasar yang besar, UMKM Indonesia belum potensial bagi fintech p2p lending. Hal itu berbeda dengan UMKM di beberapa negara Asean lain yang sebagian besar sudah mengenal internet karena jaringan internet tersedia dan memadai.
Untuk itu, menurut Huda, faktor kesiapan UMKM negara lain dalam digitalisasi menjadi faktor pendorong ekspansi startup tekfin ke luar negeri.
Huda menjelaskan pendanaan ke startup fintech lending relatif banyak dan cepat. Salah satu cara untuk memanfaatkan pendanaan tersebut adalah dengan memperluas pangsa pasar.
"Menurut saya investor tahu dengan keterbatasan pasar dalam negeri, salah satu yang diincar investor adalah tekfin yang berencana ekspansi ke luar negeri," ujarnya.
Sementara itu, Huda mengatakan, beberapa startup lokal harus bisa belajar dari berbagai kasus ekspansi perusahaan teknologi lokal ke pasar Asean. Di Asean sendiri, sudah bercokol SEA Limited dengan pendanaan yang besar serta pangsa pasar yang luas.
Dengan itu persaingan dengan SEA Limited tidak bisa dihindarkan terlebih perusahaan tersebut tengah ekspansi dengan bank digitalnya. Bagi perusahaan tekfin, persaingan dengan bank digital milik SEA Limited akan menjadi tantangan utama.
Dia menambahkan salah satu yang harus diperhatikan adalah karakteristik UMKM luar negeri dengan unit bisnis di Indonesia yang berbeda. Para startup tersebut dituntut untuk mampu melakukan pembacaan pasar dengan cermat dan dapat melakukan penyesuaian.