Bisnis.com, JAKARTA - GoPayLater, penyedia layanan bayar tunda, optimistis memiliki prospek cerah sejalan dengan pertumbuhan transaksi industri paylater secara tahunan.
Head of GoTo Market GoPayLater Neni Veronica menyebut, pertumbuhan bisnis paylater atau beli sekarang bayar tunda (buy now pay later/BNPL) secara umum terus bertumbuh.
"Hal ini dapat kami lihat dari sejumlah riset global, salah satunya Research and Markets yang dirangkum PRNewswire. Survei Q4-2021 lembaga tersebut mengungkapkan industri paylater di Asia Pasific akan naik 61,5 persen secara tahunan menjadi US$133,69 miliar di 2022," ujarnya, Kamis (17/2/2022).
Di Indonesia, menurut Survei BNPL Q4 2021, paylater diperkirakan tumbuh sebesar 94,7 persen secara tahunan mencapai US$2,66 miliar pada 2022. Pertumbuhan BNPL dalam jangka menengah hingga panjang akan tetap kuat dan diperkirakan terus tumbuh dengan tingkat pertumbuhan tahunan 33,3 persen selama 2022-2028 di Asia Pasifik.
Total transaksi (gross merchandise value/GMV) BNPL juga diperkirakan akan meningkat dari US$82,81 miliar pada 2021 menjadi US$749,22 miliar pada 2028.
Survei ini juga mencatat Indonesia merupakan salah satu negara yang mencatat permintaan yang kuat untuk opsi pembayaran BNPL pada periode ini.
"Kami optimis melihat potensi pada GoPayLater yang akan mengikuti tren pertumbuhan ini," ujarnya
Melihat potensi tersebu, GoPayLater berusaha menambah transaksi dengan makin memudahkan layanan dan sistem pembayaran.
Menurut Neni, GoPaylater tidak menggunakan sistem bunga, melainkan biaya layanan tetap setiap bulannya. Untuk itu makin membuka peluang untuk diminati masyarakat.
"Pengguna hanya dikenakan biaya layanan jika menggunakan GoPayLater. Jika bulan ini pengguna tidak menggunakan layanan kami, maka pengguna tidak perlu membayar apapun," ujarnya.