Bisnis.com, JAKARTA - Kalangan asosiasi menilai digitalisasi UMKM, termasuk konektivitasnya dengan e-commerce di luar pulau Jawa terus diusahakan oleh pemerintah dengan membangun infrastruktur digital.
Ketua Umum idEA Bima Laga menyebut perbaikan infrastruktur dan akses internet yang makin merata membuat perkembangan digitalisasi UMKM sekitar 75 sampai 80 persen di Pulau Jawa.
Berdasarkan data yang tercatat di Kemenkop, Bima melanjutkan, UMKM yang sudah go digital mencapai 13,7 juta dari 64 juta pelaku UMKM yang tersebar di Tanah Air. Lalu sekitar 75 persen masih terpusat di Pulau Jawa.
"Namun, menurut saya, bukan berarti yang sisa 25 persen di luar Jawa tidak tumbuh pesat," ujarnya, Selasa (15/2/2022).
Bima mengatakan, menyadari tantangan geografis Indonesia dan kurangnya digitalisasi UMKM di luar Jawa, Kemenkominfo juga meningkatkan pelayanan komunikasi dan pengunaan internet di kawasan desa tertinggal, dengan menggandeng operator seluler membangun jaringan 4G di belasan desa tertinggal, terdepan dan terluar (3T).
Menurut Bima, hingga akhir 2021, tercatat sudah ada 9,2 juta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang masuk ke ekosistem digital melalui program Bangga Buatan Indonesia (BBI). Angka ini meningkat sekitar 3,1 juta UMKM dibandingkan data terakhir per Mei 2021.
"Tentunya kami mendukung target yang dipasang pemerintah yakni target 30 juta UMKM go digital di tahun 2024 dapat tercapai," ujarnya.
Menurut data Badan Pusat Statistik dalam Survei E-Commerce 2021 menunjukkan 1.774.589 usaha yang menggunakan teknologi digital atau 75,15 persen dari total usaha yang telah terdigitalisasi di Indonesia 2,36 juta usaha, persebaran usahanya masih terpusat di Pulau Jawa.
Selain itu juga ditemukan fakta mayoritas menggunakan pesan instan dan media sosial sebagai media penjualan dan bukan platform e-commerce. Adapun mayoritas pendidikan penanggung jawab atau pemilik usaha adalah sekolah menengah atas atau SMA/SMK sederajat sebanyak 75,36 persen.
Hasil survei mengkonfirmasi 54,66 persen para pemilik usaha berjualan online melalui media sosial, seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan sebagainya. Selanjutnya, hanya 21,64 persen usaha yang memiliki akun penjualan di marketplace.
Hal ini menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah agar usaha di Indonesia tertarik beralih ke marketplace atau platform digital, karena masih terdapat 78,36 persen usaha yang belum memanfaatkan media penjualan tersebut.
Selanjutnya, terdapat 10,42 persen usaha yang menggunakan e-mail dalam berjualan daring. Di urutan akhir, terdapat 2,38 persen usaha yang menggunakan website.