Startup Akuntansi Bisa Perluas Layanan ke Dua Segmen Ini

Ahmad Thovan Sugandi
Rabu, 19 Januari 2022 | 23:21 WIB
Ilustrasi startup/
Ilustrasi startup/
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Layanan akses pendanaan dan pembayaran dapat jadi opsi selanjutnya bagi para startup akuntansi digital.

Peneliti ekonomi digital Institut for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda menyebut, ke depan, para startup penyedia aplikasi pencatatan keuangan digital akan mulai merambah layanan yang lebih luas.

"Mereka ini akan mengincar dan berusaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan dari UMKM selain manajemen keuangan berbasis digital," ujarnya, Rabu (19/1/2021).

Menurut Huda, para startup tersebut dalam waktu dekat akan merambah layanan pembiayaan dan pembayaran. Hal tersebut dimungkinkan karena ekosistem dan penggunanya sudah tersedia.

Selain, dia melanjutkan, aplikasi pencatatan keuangan dapat dilengkapi dengan layanan penjualan. Ekosistem yang terbentuk akan mampu menjadi pesaing para e-commerce.

Sepanjang 2022, Huda mengatakan, untuk dapat menembus pasar, para startup harus mampu memperluas literasi digital di kalangan UMKM. "Perlu ada sistem kampanye produk yang memang langsung menyasar ke pelaku UMKM, mengenalkan produk, manfaat, dan sebagainya," ujarnya.

Aplikasi pencatatan digital, menurut riset Indef, terbukti membantu produktivitas serta meningkatkan pendanaan UMKM melalui perbankan. Adanya pencatatan keuangan yang baik dan rapi, menghasilkan catatan keuangan yang bisa digunakan untuk meminjam modal ke bank, ujar Huda.

Menurut laporan Indef pada 2021 berjudul, Dampak Aktivitas Ekonomi Aplikasi BukuWarung Terhadap UMKM Indonesia, aplikasi pencatatan digital tersebut telah membantu menaikkan pendapatan pelaku usaha sebesar Rp10,9 triliun.

Secara lebih perinci, aplikasi tersebut memberi dampak pada pendapatan UMKM di sektor agrikultur sebesar Rp3,2 triliun, sektor jasa konsultasi dan teknologi komputer sebesar Rp2,4 triliun, perdagangan Rp400 miliar, jasa perusahaan Rp400 miliar, dan penyedia jasa lainnya sebesar Rp1,7 triliun.

Adapun secara geografis, para pengguna BukuWarung di pulau Jawa kebanyakan merupakan penjual sembako, penjual lauk-pauk, dan bengkel. Untuk di luar Jawa didominasi oleh sektor pertanian dan penjual kebutuhan tani.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper