Bisnis.com, JAKARTA - Industri telekomunikasi secara umum diperkirakan bakal tumbuh single digit atau sekitar 3 persen pada 2022 dibandingkan dengan 2021.
Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (Atsi) Ririek Adriansyah mengatakan saat ini industri telekomunikasi Indonesia dan Asia Tenggara sudah lebih baik dibandingkan saat pandemi Covid-19 pertama kali.
“Jadi secara revenue akan terus tumbuh meskipun single digit,” kata Ririek Dalam acara diskusi Akhir Tahun Telekomunikasi, Kamis (2/12/2021).
Dia memperkirakan pada tahun depan masih akan didorong dari layanan data internet. Konsumsi data meningkat seiring dengan adopsi digital yang makin baik.
Hanya saja harga layanan diperkirakan makin murah. Alhasil pendapatan industri telekomunikasi tidak maksimal atau hanya tumbuh sekitar single digit.
Ririek yang juga menjabat sebagai Direktur Utama PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM) menjelaskan seiring dengan kebutuhan layanan data yang makin tinggi, operator telekomunikasi juga akan makin rajin dalam berinvestasi di jaringan telekomunikasi, untuk meningkatkan kapasitas dan memperluas jaringan.
Sementara itu untuk layanan internet tetap (fixed broadband) kata Ririek, saat ini sudah mencapai lebih dari 10 juta rumah. Kebiasaan beraktivitas dari rumah, mendorong penetrasi internet tetap.
Penetrasi masih akan berlanjut karena gaya hidup setelah pandemi dan saat pandemi tidak jauh berbeda.
Mengenai penurunan pendapatan dari layanan legacy atau layanan panggilan suara dan pesan singkat (SMS), belum akan mencapai batasnya pada tahun depan. Artinya tren pendapatan operator dari layanan legacy masih akan terus berlanjut.
“Jadi secara umum industri telekomunikasi pada tahun depan masih akan tumbuh single digit, perkiraan kita sekitar 3 persen secara tahunan,” kata Ririek.
