Bisnis.com, JAKARTA - Fisikawan di China melaporkan mereka telah selesai membangun dua super komputer baru dengan kekuatan 1 juta kali lebih cepat dari Google Sycamore.
Dengan super komputer ini, maka hanya perlu 1 milidetik untuk melakukan tugas yang akan memakan waktu 30 triliun tahun komputer konvensional
Komputer kuantum itu diberi nama Jiuzhang 2. Ini merupakan komputer super cepat China terbaru setelah 3 bulan sebelumnya mengeluarkan jenis yang sama.
Fisikawan di China mengatakan mesin superkonduktor baru itu lebih cepat dan menggunakan foton cahaya untuk mencapai hasil yang belum pernah dilihat sebelumnya.
Menurut tim peneliti, Jiuzhang 2 berbasis cahaya dapat menghitung dalam satu milidetik tugas yang akan memakan waktu 30 triliun tahun komputer konvensional tercepat di dunia.
Dilansir SCMP, dua komputer super cepat itu telah dirangkum dalam dua makalah yang diterbitkan dalam jurnal akademik Physical Review Letters dan Science Bulletin.
Peneliti utama Pan Jianwei mengatakan Zuchongzhi 2 lebih cepat Sycamore 55-qubit Google, yang diluncurkan dua tahun lalu.
Fisikawan kuantum Cina Pan Jianwei menyampaikan mesin baru ini merupakan modifikasi dari perangkat sebelumnya yang dirilis 3 bulan lalu. Mesin ini dapat menjalankan tugas perhitungan satu juta kali lebih kompleks daripada Sycamore.
Meski telah memiliki komputer sangat cepat, Tim menyebutkan mesin ini tidak akan menggantikan komputer umum dalam waktu dekat. Mesin super cepat ini ditugaskan untuk perhitungan yang sangat spesifik.
“Pada langkah berikutnya kami berharap dapat mencapai koreksi kesalahan kuantum dengan kerja keras selama empat hingga lima tahun,” kata Pan, yang juga profesor di Universitas Sains dan Teknologi China di Hefei.
Manfaat Komputer Super Kuantam
Mesin super cepat ini berfungsi untuk memecahkan beragam perhitungan rumit yang belum terjawab demi kemajuan umat manusia.
“Berdasarkan teknologi koreksi kesalahan kuantum, kita dapat mengeksplorasi penggunaan beberapa komputer kuantum khusus atau simulator kuantum untuk memecahkan beberapa pertanyaan ilmiah paling penting dengan nilai praktis,” tambahnya.
Dalam kabar yang sama, SCMP melaporkan salah satu penggunaan komputer kuantum di Jepang adalah melakukan rekayasa penyebaran dan pengobatan Covid-19
Model tersebut mengasumsikan bahwa gerakan bidak catur dapat benar-benar acak, tanpa ada hubungan dengan gerakan sebelumnya. Dalam komputer klasik, prosesnya sulit untuk disimulasikan karena memerlukan sejumlah besar perhitungan berdasarkan algoritma yang kompleks, tetapi menjadi dapat dilakukan dengan bantuan fisika kuantum.