Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah berencana meluncurkan Surya Satelit-1 atau SS-1. Satelit yang dikembangkan oleh Universitas Surya ini memiliki berat 1 kilogram dan akan mengorbit pada ketinggian 400 kilometer dari permukaan bumi.
Dilansir dari situs Surya Satelit 1, SS1 merupakan merupakan inisiasi pertama program pengembangan nanosatelit yang dilakukan oleh mahasiswa S1 Universitas Surya.
Dalam program ini, Universitas Surya bekerjasama dengan Center for Robotics and Intelligence Machine (CRIM), Organisasi Radio Amatir Indonesia (ORARI), Badan Dirgantara Indonesia (LAPAN), dan Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang (JAXA).
Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) dan United Nations Office for Outer Space Affairs (UNOOSA) telah memilih Surya Satellite 1 untuk putaran ketiga program UNOOSA-JAXA KiboCUBE.
KiboCUBE adalah inisiatif yang menawarkan lembaga pendidikan dan penelitian dari negara berkembang kesempatan untuk menyebarkan satelit kubus (CubeSats) dari Stasiun Luar Angkasa Internasional.
Surya satelit I memiliki misi sebagai fasilitas penelitian ruang orbit rendah dan menyediakan komunikasi Automatic Packet Reporting System (APRS) untuk situasi darurat. SS1 juga memiliki misi sebagai pemicu riset nasional pengembangan satelit nano.
Tidak hanya itu, SS1 juga memiliki fungsi penting mulai dari transfer data dan pengumpulan data untuk bencana alam.
Selanjutnya, satelit ini dapat digunakan sebagai sarana komunikasi bagi seluruh laboratorium universitas, perusahaan, dan amatir radio di seluruh Indonesia.
Kegunaan praktis lain dari satelit ini termasuk pelacakan posisi mobil, pejalan kaki, perahu nelayan, dan bahkan hotspot di hutan.