Bisnis.com, JAKARTA - Awal tahun ini, para ilmuwan memperkirakan Bumi akan dihujani meteor atau potongan-potongan debu yang ditinggalkan oleh komet kecil yang dikenal sebagai 15P/Finlay, untuk pertama kalinya pada akhir tahun 2021.
Hujan meteor ini, dijuluki Finlayids. Tetapi, itu masih prediksi jadi ada kemungkinan itu tidak akan terjadi sama sekali.
Hujan meteor akan terjadi ketika Bumi dilewati puing-puing yang tersisi selama bertahun-tahun oleh komet dan asteroid.
15P/Finlay, yang berasal dari sekitar Jupiter, berputar mengelilingi Matahari sekitar enam tahun sekali.
Terkadang sebuah komet yang mendekati Matahari, akan mengeluarkan lebih banyak debu dari biasanya.
Menurut prediksi, ini adalah pertama kalinya kita akan melintasi filamen debu yang diletakkan oleh Komet 15P/Finlay.
Komet ini tidak terlalu aktif, tetapi kita akan melewati tiga filamen yang terbentuk ketika ia mengelilingi Matahari pada tahun 1995, 2008, dan 2014.
Menurut perhitungan, ada tiga hujan meteor dengan masing-masing ledakan yang pertama pada 28-29 September, dan dua lagi antara 6-7 Oktober dan diprediksi terjadi pada siang hari di Australia.
Hujan meteor itu akan terlihat disekitar 30 hingga 45 derajat di atas ufuk selatan tepat setelah matahari terbenam pada tanggal 29 September, dan sedikit lebih jauh ke arah timur pada tanggal 6 dan 7 Oktober.
Tingkat hujan pertama diperkirakan hanya sekitar 13 meteor per jam jika titik pancaran tepat di atas kepala Anda (dikenal sebagai tingkat zenith hourly, atau ZHR) di bawah kondisi langit gelap.
ZHR lebih tinggi pada tanggal 6 dan 7 Oktober, tetapi akan lebih sulit dilihat pada siang hari jika prediksi puncaknya benar.
Selama 20 tahun terakhir, para ilmuwan telah mengamati hujan meteor seperti Leonid, hujan yang sangat cepat dan cerah yang terjadi di belahan bumi utara antara 14 hingga 20 November.
Baru bulan lalu, mereka secara akurat memperkirakan waktu dan tanggal yang tepat akan ada ledakan tiba-tiba dari hujan meteor Aurigids.
Mereka juga memprediksi hujan lain, Tau Herculids, mungkin terjadi Mei mendatang di wilayah Atlantik barat.
"Itu bisa menghasilkan badai meteor yang spektakuler - yang terbaik yang pernah kita alami dalam 100 atau 200 tahun - tetapi kemungkinan besar tidak akan terjadi apa-apa."