Bisnis.com, JAKARTA — Akhir bulan Juli 2021, Indonesia bisa melihat fenomena hujan meteor di langit dengan mata telanjang.
28-29 Juli 2021 akan ada hujan meteor Delta Aquarid dan Capriconid.
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) melalui Instagram resminya menyebutkan hujan meteor ini diduga terbentuk dari sisa debu komet 96P/Machholz.
"Komet ini dinamai berdasarkan titik radian yaitu titik awal kemunculan hujan meteor yang terletak di bintang Delta Aquarii atau Skat pada konstelasi Aquarius," dikutip dari akun instagram resmi Lapan RI @lapan_ri.
Delta Aquariid ini aktif mulai 12 Juli hingga 23 Agustus dan ketampakan terbaik saat sebelum fajar astronomis yaitu sekitar pukul 03.00-04.00 WIB/WITA/WIT.
Lebih lanjut, puncak hujan meteor ini terjadi pada 28 Juli pukul 10.00 WIB/11.00 WITA/12.00 WIT.
Dengan begitu fenomena ini dapat disaksikan sejak 28 Juli pukul 19.45 WIB/WITA/WIT dari arah Timur-Tenggara hingga 29 Juli pukul 05.30 WIB/WITA/WIT dari arah Barat-Barat Daya.
Dan penampakan fenomena astronomi ini hadir dengan intensitas maksimum 14-15 meteor/jam dan kelajuan mencapai 147.600 km/jam.
Puncak hujan meteor Delta Aquarid juga bersamaan dengan puncak hujan meteor Capricornid yang sudah aktif sejak 3 Juli silam dan berakhir pada 15 Agustus mendatang.
Hujan meteor Capricornid terbentuk dari sisa debu komet 169P/NEAT. Kelajuan komet Capricornid lebih lambat dari Delta Aquarid yakni sebesar 86.400 km/jam.
Intenstias maksimum hujan meteor ini juga lebih kecil, hanya 5 meteor/jam.
Dikutip dari laman resmi lapan, Kamis (29/7/2021) fenomena ini dapat dilihat dengan mata telanjang, dengan kondisi cuaca yang cerah tanpa halangan apapun di sekitar medan pandang.
Butuh kesabaran untuk menantikan hujan meteor ini mengingat intensitas yang relatif sedikit. Selain itu, cahaya bulan dapat mengganggu pengamatan kedua hujan meteor ini dikarenakan masih memasuki fase bulan susut.