Bisnis.com, JAKARTA - Wacana aplikasi PeduliLindungi sebagai alat pembayaran digital diduga terkait pembelian vaksin dosisi ketiga atau vaksin booster.
Aplikasi PeduliLindungi memiliki rekam jejak jumlah vaksin yang telah diterima seseorang, sehingga mempermudah dalam pendataan untuk vaksin dosis ketiga yang saat ini masih diperdebatkan.
Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi memperkirakan arah PeduliLindungi sebagai alat pembayaran digital akan digunakan dalam bertransaksi bilamana vaksin Gotong Royong untuk booster, telah tersedia.
PeduliLindungi memiliki keunggulan yaitu data lengkap mengenai orang terlibat dalam vaksinasi.
“Dapat dipantau pemberian vaksin booster ke siapa saja, dan berapa pendapatan yang didapat dari vaksin booster bilamana berbayar,” kata Harus, Selasa (28/9/2021).
Hanya saja, kata Heru, untuk melakukan hal itu penyelenggara sistem elektronik (PSE) harus mengantongi izin dan menguji coba terlebih dahulu.
Meski demikian, menurut Heru, aplikasi PeduliLindungi lebih baik digunakan sebagai aplikasi terkait kesehatan dan menjawab persoalan terkait pandemi.
Keamanan aplikasi PeduliLindungi juga harus terus ditingkatkan. Isu mengenai kebocoran data seperti sertifikat vaksin Presiden Joko Widodo yang tersebar, tidak oleh terjadi lagi.
Jika keamanan aplikasi PeduliLindungi masih mudah ditembus, sistem pembayaran digital yang dibangun akan memberikan lebih banyak mudharat dibandingkan dengan manfaat.
“Kalau penerobosan dilakukan ketika ada fungsi e-payment, bisa merugikan konsumen. Bisnis e-payment dibangun berdasarkan kepercayaan,” kata Heru.
Heru juga menuturkan jika belajar dari China, pemerintah perlu membangun platform dagang el terlebih dahulu seperti WeChat, sebelum masuk ke platform pembayaran digital.