Bisnis.com, JAKARTA – Pembangunan pusat data atau data center di Indonesia diperkirakan bakal makin marak seiring dengan peningkatan lalu lintas data.
Pertumbuhan pusat data dalam negeri juga didorong oleh keterbatasan ruang dan listrik di Singapura dan Hong Kong yang selama ini menjadi pusat hub, sekaligus pusat data center di dunia. Pusat data di sana akan dialihkan ke Indonesia.
CEO Huawei Digital Power Indonesia Andi Liu mengatakan ekonomi digital akan terus berkembang ke depan. Di China, kata Andi, kontribusi terhadap PDB terus meningkat dan telah mencapai 30 persen dari Produk Domestik Bruto. Sebaliknya, di global kontribusi ekonomi digital mencapai 15 persen.
Andy menuturkan pertumbuhan ekonomi digital akan mendorong lalu lintas data yang makin besar. Digital Economy Report 2019 UNCTAD memperkirakan pada 2022 lalu lintas data di dunia akan sebesar 150.700Gbs, naik sekitar 227 persen dibandingkan pada 2017.
“Kami melihat bahwa timbulan data pada 2022 mencapai 150.000 Gbps,” kata Andi, Senin (27/9/2021).
Pertumbuhan lalu lintas data tersebut, sambungnya, membutuhkan pusat data karena makin banyak data yang dihasilkan, maka perlu analisis lebih lanjut. Pusat data tepi juga makin banyak untuk menghadirkan latensi yang lebih rendah dalam analisis data.
Hanya saja jumlah pusat data yang makin banyak ini akan berdampak terhadap lingkungan. Liu mengatakan secara global, pusat data mengonsumsi 2 persen dari listrik global. Artinya hampir satu kilowatt digunakan untuk pusat data. Hal ini tidak baik bagi lingkungan.
Efisiensi konsumsi energi pusat data diakuinya belum cukup untuk menekan emisi karbon. Pembangunan pusat data, menurutnya, perlu mengarah pada pusat data ramah lingkungan.
Singapura dan Hong Kong - sebagai negara dengan pusat data internasional terbesar di dunia- saat ini sudah mulai kesulitan mencari lahan dan listrik untuk pusat data.
Alhasil, menurut Liu, akan makin banyak pusat data baru yang akan pindah ke Indonesia, khususnya pusat data ramah lingkungan.
“Jadi, kami percaya bahwa dalam dua atau tiga tahun mendatang, makin banyak pusat data, makin banyak fasilitas pusat data akan datang, kami akan mentransfer dari Singapura ke Indonesia,” kata Liu.