Bisnis.com, JAKARTA – PT Smartfren Telecom Tbk. menyatakan konsolidasi membuat industri telekomunikasi makin sehat, hanya saja perusahaan telekomunikasi tidak harus merger untuk mewujudkan hal itu.
Perusahaan berkode saham FREN itu menyatakan kolaborasi yang dilakukan dengan PT Mora Telematika Indonesia (Moratelindo) telah memberi banyak manfaat bagi perkembangan bisnis perusahaan.
President Director Smartfren Merza Fachys mengatakan wacana konsolidasi industri telekomunikasi sudah terjadi sejak 5-6 tahun lalu sebagai salah satu upaya untuk efisiensi dan penyehatan industri.
Menurutnya, UU No.11/2020 tentang Cipta Kerja telah memberikan terobosan baru yaitu pelaku usaha dapat menempuh jalan kolaborasi, tidak harus konsolidasi.
Merza mengatakan Smartfren dan Moratelindo adalah salah contoh konsolidasi yang tidak harus merger sepenuhnya seperti Indosat dan Tri Indonesia. Kolaborasi yang terjalin memudahkan Smartfren dalam menggelar serat optik, yang merupakan cikal bakal untuk 5G.
“Smartfren dapat menghemat waktu pembangunan infrastruktur yang telah banyak dimiliki oleh Moratelindo, seperti jaringan serat optik serta infrastruktur pasif lainnya,” kata Merza kepada Bisnis, Jumat (17/9/2021).
Tidak hanya itu, Merza mengatakan kolaborasi juga membantu perseroan untuk memberikan layanan terpadu kepada pelanggan internet tetap Moratelindo, begitupun sebaliknya.
Jaringan internet internasional yang dimiliki Moratelindo pun dapat digunakan oleh Smartfren untuk mendukung segala aktivitas bisnis.
“Demikian juga dengan pusat datanya,” kata Merza.
Diketahui pada Mei 2021, Smartfren mengakuisisi 20,5 persen saham Moratelindo dengan menggelontorkan dana sekitar Rp360 miliar.
Aksi tersebut membuka peluang kedua perusahaan untuk memberikan layanan terpadu kepada masing-masing perusahaan.
Sebelumnya, Deputy CEO Smartfren Djoko Tata Ibrahim mengatakan kerja sama akan memudahkan Smartfren dalam menggelar 5G. Ketika Smartfren telah mengimplementasikan 5G, Smartfren berpeluang masuk ke para pelanggan korporasi Moratelindo yang saat ini jumlahnya diklaim telah mencapai 10.000.
Adapun jika 5G belum diimplementasikan, Smartfren tetap diuntungkan karena dapat menjual produk pascabayar di pelanggan korporasi Moratelindo. Dari sisi pergelaran jaringan, kolaborasi juga membuat pergelaran jaringan di Smartfren lebih luas dan lebih murah.
"Mereka one stop services ke pelanggan mereka dan kami juga one strop services ke pelanggan kami. Ini sangan membantu sekali,” kata Djoko