5 Fakta Merger Indosat & Tri: Nilai Investasi Rp85,6 Triliun, Potensi Pendapatan Rp42 Triliun

Leo Dwi Jatmiko
Jumat, 17 September 2021 | 09:59 WIB
Logo Tri Indonesia dan Indosat/Istimewa
Logo Tri Indonesia dan Indosat/Istimewa
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Induk PT Indosat Tbk., Ooredoo Q.P.S.C., dan induk PT Hutchison 3 Indonesia, CK Hutchison Holdings Limited resmi mengumumkan penggabungan perusahaan atau merger pada Kamis (16/9/2021).

Kedua perusahaan meneken kesepakatan transaksi definitif untuk pengajuan penggabungan bisnis telekomunikasi masing-masing di Indonesia Perusahaan gabungan akan diberi nama PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (“Indosat Ooredoo Hutchison”).

Managing Director of Ooredoo Group Aziz Aluthman Fakhroo mengatakan kesepakatan tersebut merupakan suatu langkah besar untuk mencapai visi bersama dalam menciptakan nilai yang luar biasa untuk para pelanggan dan pemegang saham.

Sementara itu Group Co-Managing Director of CK Hutchison Holdings Canning Fok mengatakan kesepakatan akan menciptakan perusahaan telekomunikasi yang lebih kuat dan inovatif di Indonesia. Hal ini juga merupakan transaksi yang memiliki nilai tambah untuk pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya.

Berikut 5 fakta merger Indosat dan Tri, mulai dari nilai transaksi fantastis Rp85,6 triliun, skema kepemilikan saham, hingga potensi pendapatan Rp42 triliun. 

1. Nilai Transaksi Rp85,6 Triliun
Ooredoo Group dan CK Hutchison Holdings Limited menyepakati penggabungan unit usaha masing-masing, PT Indosat Tbk. dan PT Hutchison 3 Indonesia. Nilai transaksi merger ini mencapai US$6 miliar atau setara Rp85,62 triliun.

Managing Director of Ooredoo Group Aziz Aluthman Fakhroo mengatakan kesepakatan ini akan melahirkan perusahaan nomor dua terbesar di Indonesia, didukung oleh dua mitra yang sangat berkomitmen yaitu Ooredoo Group dan CK Hutchison.

2. Skema Kepemilikan Saham
Ooredoo Group saat ini memiliki 65 persen saham dan kendali atas Indosat Ooredoo lewat Ooredoo Asia, sebuah perusahaan induk yang dimiliki sepenuhnya. Penggabungan Indosat dan H3I akan menyebabkan CK Hutchison menerima saham baru di Indosat Ooredoo hingga 21,8 persen dari Indosat Ooredoo Hutchison.

Pada saat yang sama, PT Tiga Telekomunikasi akan menerima saham baru Indosat Ooredoo hingga 10,8 persen dari Indosat Ooredoo Hutchison. Bersamaan dengan penggabungan bisnis, CK Hutchison akan mendapatkan 50 persen saham dari Ooredoo Asia dengan menukar 21,8 persen sahamnya di Indosat Ooredoo Hutchison untuk 33 persen saham di Ooredoo Asia.

Kemudian, CK Hutchison juga akan mendapatkan tambahan 16,7 persen kepemilikan di Ooredoo Group lewat transaksi senilai US$387. Menyusul transaksi di atas, Para Pihak masing-masing akan memiliki 50 persen dari Ooredoo Asia, yang akan diberi nama baru yaitu Ooredoo Hutchison Asia dan memiliki 65,6 persen saham dan kendali atas Indosat Ooredoo Hutchison. Pada akhir transaksi, Indosat Ooredoo Hutchison akan dikendalikan secara bersama-sama oleh Ooredoo Group dan CK Hutchison.

3. Potensi Pendapatan Rp42 Triliun
Perusahaan gabungan PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (Indosat Ooredoo Hutchison) memerkirakan mampu meraih pendapatan tahunan US$3 miliar atau sekitar Rp42 triliun (estimasi kurs Rp14.000 per dolar AS).

Dalam keterangan resminya pada Kamis (16/9/2021), Indosat Ooredoo Hutchison akan menjadi perusahaan telekomunikasi terbesar kedua di Indonesia dengan perkiraan pendapatan tahunan hingga US$3 miliar.

Sekadar informasi, Indosat dan Tri mencatatkan kinerja perusahaan yang berbeda selama pandemi. Indosat cenderung kokoh dengan membukukan pendapatan senilai Rp14,98 triliun pada kuartal II/2021, naik 11,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Sementara Tri Indonesia, pada kuartal II/2021, hanya membukukan pendapatan sekitar Rp6,93 triliun, turun 6 persen secara tahunan. Indosat memiliki sekitar 60 juta pelanggan, sementara 3 Indonesia memiliki sekitar 44 juta pelanggan hingga kuartal II/2021.

5 Fakta Merger Indosat & Tri: Nilai Investasi Rp85,6 Triliun, Potensi Pendapatan Rp42 Triliun


4. Kandidat CEO
Setelah tercapai kesepakatan tersebut, para pihak menominasikan Vikram Sinha sebagai CEO dan Nicky Lee sebagai CFO di Indosat Ooredoo Hutchison.

Sementara itu, Ahmad Al-Neama akan tetap menjadi President Director and CEO Indosat Ooredoo dan Cliff Woo sebagai CEO H3I sampai proses merger selesai. Ahmad Al-Neama dan Cliff Woo setelah proses penggabungan selesai bakal bergabung dalam dewan komisaris perusahaan hasil merger.

5. Crazy Rich Hong Kong
Merger Indosat dan Tri tidak dapat dilepaskan dari sosok pemilik CK Hutchison Holdings Limited, Li Ka-Shing. Pria yang kini berusia 93 tahun itu merupakan orang terkaya Hong Kong periode 2021 versi Forbes.

Lewat CK Hutchison Holdings Limited, gurita bisnis Li tersebar mulai dari perusahaan investasi pelabuhan, pengembang properti, hingga operator seluler. Berdasarkan laporan Forbes The World’s Real Time Billionaires, posisi nilai kekayaan Li senilai US$32,1 miliar per Kamis (16/9/2021).

Posisi itu 1,06 persen atau US$343 juta dibandingkan dengan hari sebelumnya. Li menyabet gelar orang terkaya di Hong Kong dengan total nilai kekayaan US$35,4 miliar pada 24 Februari 2021. Dengan kantong setebal itu, dia juga menduduki posisi 43 daftar orang terkaya di dunia tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper