Grant Thornton Jabarkan Tiga Tren Bisnis Telekomunikasi Tahun 2021

Akbar Evandio
Jumat, 3 September 2021 | 07:14 WIB
Transformasi digital. /Surge
Transformasi digital. /Surge
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Grant Thornton menemukan pandemi Covid-19 yang masih melanda Indonesia telah memukul banyak industri, tetapi industri telekomunikasi Indonesia yang justru mengalami pertumbuhan.

CEO/Managing Partner Grant Thornton Indonesia mengatakan transformasi digital adalah salah satu skema percepatan pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi.

Menurutnya, saat ini merupakan momentum bagi pelaku usaha agar bisa beradaptasi secara cepat dengan permintaan pasar digital.

“Pemerintah juga memiliki pekerjaan rumah untuk menyelesaikan pembangunan infrastruktur telekomunikasi guna mewujudkan ketersediaan jaringan yang merata di seluruh pelosok Tanah Air,” ujarnya lewat rilisnya, Jumat (3/9/2021).

Dia melanjutkan, perusahaan melakukan analisa tiga tren yang akan memengaruhi bisnis industri telekomunikasi global pada 2021. Pertama, adalah tumbuhnya optimisme dalam Sektor telekomunikasi secara global.

Hasil survei global Grant Thornton menunjukkan bahwa 57 persen para pelaku bisnis telekomunikasi di tingkat global optimis tentang prospek ekonomi selama 12 bulan ke depan, hasil ini naik 14 persen disbanding tahun sebelumnya di mana level optimisme berada pada angka 43 persen.

“Hal ini ditunjang dengan adanya peningkatan pendapatan (revenue) industri telekomunikasi dan adanya kebutuhan (demand) pasar.” Ujarnya.

Kedua, meskipun adanya penurunan tajam dalam aktivitas ekonomi secara global akibat pandemi, tetapi dengan adanya peningkatan kebutuhan teknologi dan komunikasi bisnis yang lebih baik juga terbukti telah mendorong permintaaan terhadap industri telekomunikasi secara global.

Riset Grant Thornton juga mencatatkan, 42 persen perusahaan media dan 34 persen perusahaan teknologi melaporkan adanya pertumbuhan ekspor lebih dari 5 persen secara global.

Sementara itu, 21 persen perusahaan teknologi mulai memasuki pasar baru (12 persen) lebih banyak dibandingkan industri lain), dengan 46 persen perusahaan teknologi berharap aktivitas ekspor mereka juga akan mengalami peningkatan, dengan berdasarkan pada tren global untuk bekerja dari rumah (work from home) tampaknya masih akan terus berlanjut selama pandemi.

Terakhir, dia mengatakan tenaga ahli di bidang teknologi makin dibutuhkan. Adapun secara global, 55 persen pelaku usaha telekomunikasi mengkhawatirkan kurangnya ketersediaan pekerja terampil dan biaya tenaga kerja.

Hal ini menyebabkan beberapa perusahaan telekomunikasi berinisiatif untuk memberikan pelatihan in-house sebagai cara untuk menyiasati kurangnya tenaga ahli dalam bidang IT atau telekomunikasi di pasaran.

Dia menyebutkan, kondisi di Indonesia dengan global pun serupa, lantaran Presiden Joko Widodo (Jokowi) turut menekankan bahwa Indonesia membutuhkan minimal 9 juta talenta digital dalam 15 tahun ke depan, atau sekitar 600.000 talenta digital baru per tahun, agar dapat membangun ekosistem digital yang baik di masa depan.

Perusahaan telekomunikasi pun mencari cara untuk mengatasi kelangkaan tersebut, salah satunya dengan menerapkan mode perekrutan baru yang bekerja sama dengan sekolah pemrograman ternama.

“Tidak hanya itu sumber daya manusia dengan keterampilan di bidang IT juga akan menjadi faktor mendasar (fundamental) yang tentunya akan mempercepat proses transformasi digital ini.” tutup Johanna.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Akbar Evandio
Editor : Nancy Junita
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper