Acronis Bikin Cloud Data Center Pertama di Indonesia

Akbar Evandio
Sabtu, 21 Agustus 2021 | 14:15 WIB
Pusat Data. /DAIMLER
Pusat Data. /DAIMLER
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan yang berfokus di bidang perlindungan siber, Acronis mengumumkan dibukanya Acronis Cyber Cloud Data Center mereka di Indonesia.

Neil Morarji, General Manager, Acronis APAC mengatakan teknologi ini akan memberikan akses layanan terhadap mitra bisnis berupa solusi perlindungan siber di mana entitas dapat membangun layanan baru saat memberikan akses lebih cepat, ketersediaan data yang konstan, dan data tertinggi bagi pelanggan mereka.

“Pembukaan pusat data di Indonesia merupakan bagian dari inisiatif kami yang mencakup seluruh data manajemen global untuk data terpusat, redudansi geografik, untuk mengontrol mitra lokal, dan lokasi pemulihan serangan siber seluruhnya dengan biaya yang kompetitif,” katanya lewat rilisnya, Sabtu (21/8/2021).

Lebih lanjut, dia mengatakan tujuan dari inisiatif ini adalah penyedia layanan tidak akan mengalami kesulitan atas kepatuhan yang terus mengalami perubahan, data kedaulatan, dan kinerja mereka dalam menghadapi persyaratan pelanggan mereka. 

Penyebabnya, dia mengatakan jaringan global dari Acronis Cyber Cloud Data Centers sudah termasuk lokasi di Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Swiss, Perancis, Jerman, Jepang, Australia, Selandia Baru, Bhutan, Korea Utara, India, dan Singapura.

Alhasil, dengan adanya pusat data di Indonesia, penyedia jasa lokal akan memiliki lokasi di negaranya di mana mereka dapat menyimpan data kritikal bisnis bagi pelanggan mereka.

Menurutnya, ke depan pendekatan komprehensif terhadap perlindungan siber ini makin penting bagi organisasi untuk berhasil di industri TI saat ini.

Berdasarkan Laporan Cyberthreats Report Mid-year 2021 Acronis, empat dari lima organisasi mengalami pelanggaran keamanan siber yang berasal dari kerentanan pada ekosistem vendor pihak ketiga, hanya dalam semester pertama 2021.

“Pada saat yang sama, rata-rata biaya pelanggaran data naik menjadi sekitar US$3,56 juta, dengan rata-rata pembayaran ransomware melonjak 33 persen menjadi lebih dari US$100.000,” ujarnya.

Menurutnya, ke depan mengambil kendali dari data menjadi lebih penting, dan perlindungan siber adalah persyaratan dasar bagi setiap organisasi saat ini. Di mana data tersimpan dan menjamin Informasi agar tetap aman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Akbar Evandio
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper