Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia (Amvesindo) menilai ekosistem persaingan perusahaan rintisan (startup) akan tetap sehat, meskipun aksi penawaran saham publik perdana (IPO) mulai gencar dilakukan.
Bendahara Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia (Amvesindo) Edward Ismawan Chamdani mengatakan IPO merupakan salah satu opsi bagi perusahaan rintisan untuk meningkatkan status bisnisnya.
“Agar bisa menjadi unikorn tidak hanya tergantung momen IPO saja, tapi lebih ke potensi pasar. Persaingan aplikasi super sudah terjadi juga, dampak dari IPO lebih ke pencarian pendanaan dari masing-masing [pemain] sehingga inovasi dan persaingan di marketing yang akan terjadi," katanya, Rabu (28/7/2021).
Dia meyakini meskipun ke depannya perusahaan rintisan makin tergiur untuk melantai di bursa persaingan industri masih dapat dikatakan sehat. Bahkan, terpacu untuk saling mendukung.
Edward menilai selama analisa bisnis diterapkan dengan benar sesuai potensi pasar, dan diketahui dengan benar oleh para investor maka kondisi industri masih dapat dikatakan sehat.
Sementara itu, dia melanjutkan minat IPO di kalangan unikorn diyakini juga akan makin kuat berkaitan dengan BEI yang akan melakukan revisi terhadap aturan untuk mengakomodasi IPO perusahaan teknologi rintisan.
Sekadar informasi, revisi berfokus pada persyaratan pencatatan saham di papan utama BEI. Dalam aturan yang saat ini berlaku, calon perusahaan tercatat diwajibkan telah membukukan laba usaha paling tidak dalam 1 tahun terakhir dan memiliki net tangible asset (NTA) minimal Rp100 miliar.
Menanggapi hal tersebut, Edward mengatakan rancangan aturan dari OJK maupun BEI saat ini cukup akomodatif dan baik untuk menyaring kemungkinan penyalahgunaan IPO unikorn.
“Baik bagi IPO unikorn, tetapi belum untuk yang soonicorn [yang belum unikorn], centaur khususnya yang valuasinya masih dikisaran US$50—U$150 juta,” ujarnya.
Dikutip melalui Bloomberg, Grup GoTo tengah membidik dana US$2 miliar dari penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham. Perusahaan tersebut disebutkan berencana mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada tahun ini. Namun, sebelum itu, mereka akan menggalang dana dari bursa AS terlebih dahulu.
Sejalan dengan itu, menurut catatan Bisnis.com, Bukalapak bakal meraih Rp21,9 triliun dari IPO yang merupakan rekor tertinggi nilai IPO. Hal ini didukung oleh saham Bukalapak (BUKA) yang ditawarkan kepada masyarakat dengan harga Rp 850 per saham.