Bisnis.com, JAKARTA – Aksi sejumlah raksasa teknologi dalam negeri yang akan mencatatkan sahamnya (listing) di Bursa Efek Indonesia dinilai dapat mendorong hadirnya perusahaan berstatus unikorn.
Kepala Center of Innovation and Digital Economy Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Nailul Huda mengatakan makin banyak perusahaan yang listing tentu akan lebih menggenjot perusahaan lainnya untuk menjadi unikorn.
“Salah satu kekuatan utama perusahaan teknologi untuk listing adalah mereka menjadi unikorn terlebih dahulu. Alasannya, adalah agar valuasi mereka tinggi dan dilihat sebagai kekuatan menarik investor terutama investor ritel,” ujarnya, Rabu (28/7/2021).
Selain itu, dia mengatakan keuntungan lain jika perusahaan rintisan melantai ke pasar modal, maka akan mengikis kerahasiaan data entitas yang membuat persaingan akan menjadi lebih terbuka sehingga persaingan antarperusahaan digital makin sehat.
Dikutip melalui Bloomberg, Grup GoTo tengah membidik dana US$2 miliar dari penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham. Perusahaan tersebut disebutkan berencana mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada tahun ini. Namun, sebelum itu, mereka akan menggalang dana dari bursa AS terlebih dahulu.
Menanggapi hal tersebut, Huda mengatakan aksi Grup GoTO makin terdorong untuk melantai di bursa lantaran perusahaan sedang berada di tengah persaingan yang ketat antara unikorn lainnya.
Alhasil, dia meyakini GoTO membutuhkan pendanaan yang kuat serta adanya indikasi peningkatan pemodal di BEI selama pandemi Covid-19 sehingga menjadi peluang bagi perusahaan untuk mendapatkan modal dengan listing.
Sejalan dengan itu, menurut catatan Bisnis.com, Bukalapak bakal meraih Rp21,9 triliun dari IPO yang merupakan rekor tertinggi nilai IPO. Hal ini didukung oleh saham Bukalapak (BUKA) yang ditawarkan kepada masyarakat dengan harga Rp850 per saham.
Adapun, dalam IPO kali ini, Bukalapak menawarkan paling banyak 25.765.504.851 lembar saham sehingga bila dikalkulasikan, maka diperkirakan jumlah pendanaan yang diterima Bukalapak dalam IPO ini mencapai sekitar Rp21,9 triliun.