Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan teknologi dagang el (e-commerce) diperkirakan bakal banyak bekerja sama dengan perusahaan teknologi transportasi daring (ride-hailing) untuk memberikan layanan yang lebih baik kepada para pelanggan.
Koordinator Pusat Inovasi dan Inkubator Bisnis Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Dianta Sebayang mengatakan kolaborasi dan adaptasi adalah kunci dari keberhasilan sebuah perusahaan rintisan, terutama platform dagang el.
Platform dagang el sangat tergantung kepada perusahaan teknologi transportasi daring karena platform dagang el hanya mempertemukan pembeli dan penjual secara digital. Layanan transportasi daring yang mengantarkan produk secara langsung ke pelanggan.
“Peluangnya adalah membesar bersama, karena pangsa pasar membesar terus terutama selama pandemi,” kata Dianta, Senin (26/7/2021).
Tidak hanya itu, kata Dianta, perusahaan transportasi daring juga mampu memberikan harga layanan yang lebih terjangkau dibandingkan dengan perusahaan logistik.
Hal ini menjadi daya tarik bagi perusahaan dagang el untuk menggunakan jasa layanan transportasi daring.
Sebagai gambaran, ujar Dianta, Shopee meski telah bekerja sama dengan SiCepat, Anteraja, dan J&T, tetap menggunakan jasa transportasi daring yang mereka kembangkan sendiri. Layanan transportasi daring digunakan untuk mengantar barang selama jarak pengantaran tidak terlalu jauh.
Sementara itu, Ketua Bidang Regulasi dan Pemerintahan Indonesian Digital Empowering Community (IDIEC) Ardian Asmar mengatakan perusahaan rintisan ruhnya adalah kolaborasi. Kolaborasi yang terjadi terbagi menjadi dua yaitu kolaborasi strategis dan kolaborasi ekosistem.
Menurut Ardian, tidak semua perusahaan dagang el bakal bekerja sama dengan perusahaan transportasi daring.
Layanan transportasi dari memiliki keunggulan dan kelemahan. Keunggulannya adalah basis pelanggan yang besar, yang membuat kerja sama terjalin seakan-akan meningkatkan valuasi perusahaan dagang el dengan perusahaan transportasi daring, jika dilihat dari jumlah pengguna.
Keunggulan lainnya adalah kemampuan transportasi daring yang dapat mengantarkan barang dari depan rumah atau gudang penjual ke depan rumah pembeli dalam hari yang sama. Kelemahannya jarak antar yang terbatas. Makin jauh, makin mahal biaya pengantaran yang harus dipikul penjual.
“Kanal pengantaran di perusahaan dagang el banyak. Yang akan menjadi juara adalah yang mempunyai last mile,” kata Ardian.
Adapun mengenai kerja sama strategis antara PT Grab Teknologi Indonesia dengan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK), kata Ardian, berpeluang membuat Bukalapak makin kompetitif. Bukalapak dapat menghadirkan startegi gratis biaya ongkos kirim lewat kerja sama dengan Grab.
Kondisi tersebut akan mirip dengan Tokopedia dan Gojek yang sudah lebih dulu menerapkan gratis ongkos pengiriman setelah keduanya melebur.
“Akan saling rebutan pasar Bukalapak dan Tokopedia. Perilaku penjual dan pembeli itu tidak pernah setia terhadap plaform dagang el. Mereka mencari untung,” kata Ardian.