Proyek Satria Tak Terhambat Pandemi, Ini Alasannya

Leo Dwi Jatmiko
Minggu, 11 Juli 2021 | 13:59 WIB
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate menyampaikan sambutan jelang penandatanganan kerja sama dimulainya konstruksi Satelit Multifungsi Republik Indonesia (Satria) antara PT Satelit Nusantara Tiga (SNT) dengan perusahaan asal Perancis, Thales Alenia Space (TAS) di Jakarta, Kamis (3/9/2020). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate menyampaikan sambutan jelang penandatanganan kerja sama dimulainya konstruksi Satelit Multifungsi Republik Indonesia (Satria) antara PT Satelit Nusantara Tiga (SNT) dengan perusahaan asal Perancis, Thales Alenia Space (TAS) di Jakarta, Kamis (3/9/2020). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) meyakini proyek pembangunan Satelit Multifungsi Satria tetap berjalan mulus di tengah Pandemi Covid-19.

Negara Prancis dan Amerika Serikat, sebagai negara pembuat Satria, terbilang cukup berhasil dalam menekan penyebaran Covid-19 lewat program vaksinasi yang dijalankan.

Direktur Utama Bakti Anang Latif mengatakan kasus Covid-19 di Prancis dan Amerika Serikat cenderung mereda. Program vaksinasi yang dijalankan oleh pemerintah setempat cukup berhasil, sehingga aktivitas warganya berjalan normal, termasuk untuk pembuatan satelit.

Anang mengatakan sejauh ini mitra Satelit Satria di kedua negara masih terus membangun Satelit Satria. Harapannya Satelit Satria dapat meluncur tepat waktu yaitu kuartal III/2023.

“Belum ada laporan dari pabrikan yang signifikan mengenai keterlambatan pembuatan [Satria] karena pandemi,” kata Anang kepada Bisnis, beberapa waktu lalu.

Anang menjelaskan Satelit Satria merupakan satelit dengan teknologi tinggi. Sebagian besar perangkatnya disuplai dari luar negeri.

Peningkatan angka positif Covid-19 di Indonesia tidak menjadi hambatan dalam pembangunan Satelit Satria karena seluruh prosesnya dilakukan di luar negeri, termasuk pengadaan bahan baku dan perangkat.

“Lebih dari 90 persen Satria menggunakan komponen luar negeri,” kata Anang.

Sekadar informasi,Satelit Satria ditargetkan mengorbit pada kuartal III/2023. Satria akan menyuntikan layanan internet sebesar 150Gbps ke 150.000 titik. Artinya setiap titik berpeluang mendapat kecepatan internet sebesar 1Mbps.

Berdasarkan perhitungan, jika Satria dioperasikan selama 15 jam per hari, maka total GB setiap bulan yang diberikan Satria adalah 30,37 juta GB.

Secara angka, suplai data yang diberikan memang terlihat besar. Namun, jika dibagi per pengguna penerima manfaat, sangat kecil.

Berdasarkan perhitungan Bakti, dari target 93.900 sekolah dan pesantren, terdapat 16.9 juta calon penerima internet Satria. Kemudian, sektor pemerintahan daerah terdapat sekitar 8,6 juta calon pengguna yang siap mengakses.

Lebih lanjut, sektor kesehatan tercatat sebanyak 555.000 calon pengguna dan untuk sektor keamanan serta pelayanan publik diperkirakan terdapat sekitar 450.000 calon pengguna.

Secara total terdapat 26,52 juta calon penerima internet dari Satria. Dengan total permintaan tersebut, diperkirakan rata-rata per pengguna akan mendapat kuota sebesar 1,14GB setiap bulan.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper