Bisnis.com, JAKARTA — Pengamat digital dari Internet Development Institute (ID Institute) Sigit Widodo, menyoroti tantangan yang dihadapi para penjual dalam proses migrasi sistem antara Tokopedia dan TikTok Shop.
Menurutnya, perpindahan ke sistem terpadu ini memang menuntut adaptasi yang tidak mudah, namun menawarkan manfaat jangka panjang yang signifikan.
“Seller memang dituntut untuk beradaptasi, dan itu pasti butuh effort. Namun kalau sudah terlewati, manfaatnya akan jauh lebih besar,” kata Sigit dalam keterangan pada Jumat (6/6/2025).
Sejak dimulainya proses integrasi pusat penjual kedua platform tersebut, banyak penjual, terutama pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mengeluhkan kendala teknis, perubahan antarmuka, serta perbedaan fitur promosi yang membuat proses adaptasi terasa sulit. Penjual yang sebelumnya hanya aktif di salah satu platform kini harus memahami sistem baru yang lebih kompleks.
Menurut Sigit, hambatan tersebut merupakan hal yang wajar dalam penggabungan dua sistem digital berskala besar. Dia menyebut integrasi ini akan membawa efisiensi operasional, memperluas jangkauan pasar, dan membantu penjual mengelola bisnis secara lebih praktis.
Dengan satu dasbor terpadu, seller dapat mengelola toko di Tokopedia dan TikTok Shop sekaligus. Hal ini tak hanya menghemat waktu administratif, tetapi juga memungkinkan mereka lebih fokus mengembangkan produk dan strategi pemasaran.
“Fitur otomatisasi yang ditawarkan sistem baru juga dinilai membantu memaksimalkan efektivitas kampanye promosi tanpa membebani pelaku usaha,” katanya.
Sigit menyoroti beberapa seller yang telah berhasil beradaptasi pun mulai merasakan dampak positif dari integrasi ini. Salah satunya Kurma Alif yang mencatat lonjakan transaksi hingga 10 kali lipat selama Ramadan setelah memanfaatkan seller center terintegrasi.
Menurut Sigit, meskipun proses adaptasi awal cukup menantang, transformasi ini dianggap membuka peluang pertumbuhan yang lebih luas bagi pelaku usaha.
“Respons cepat terhadap perubahan, menjadi kunci untuk menjaga keberlangsungan bisnis di tengah dinamika pasar digital yang terus bergera,” ungkapnya.
Sebelumnya, TikTok buka suara soal proses migrasi penjual dari Tokopedia ke TikTok Shop yang belakangan ramai diperbincangkan di kalangan pelaku usaha.
Juru Bicara TikTok menegaskan bahwa integrasi kedua platform e-commerce ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk memperkuat layanan kepada pengguna serta pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia.
“Kami terus berinvestasi di Tokopedia dan Indonesia sebagai bagian dari strategi untuk mendorong pertumbuhan dan inovasi yang berkelanjutan,” kata juru bicara TikTok kepada Bisnis pada Kamis (5/6/2025).
Sejak akuisisi Tokopedia, TikTok mengungkap fokus perusahaan adalah memanfaatkan kekuatan kedua platform dalam memberikan layanan yang lebih baik kepada berbagai segmen pengguna. Pihaknya pun menyadari proses integrasi ini membawa perubahan, dan bersamanya muncul berbagai pertanyaan.
“Kami ingin menekankan bahwa upaya integrasi kami, termasuk penggabungan pusat penjual (seller center), bertujuan untuk memperkuat nilai yang diberikan kedua brand kepada penjual, mitra, dan pelanggan di seluruh Indonesia,” kata juru bicara TikTok.
Sementara itu, dari sisi pelaku usaha, Manager Marketing and Sales Bravery Indonesia, Setiadi Ngadiman, menyampaikan pandangannya mengenai proses migrasi ini. Dia mengakui adanya tantangan teknis, namun tetap menilai integrasi TikTok dan Tokopedia sebagai langkah yang sudah diperkirakan sejak awal.
“Dan benar terjadi saat ini,” ujar Setiadi.
Meski menghadapi beberapa kendala teknis di awal, Setiadi menyatakan bahwa performa penjualan perusahaannya relatif stabil. Dia juga menyampaikan harapan agar TikTok bisa memberikan dukungan promosi lebih besar bagi seller dan tidak menaikkan biaya secara drastis.
“Bravery Indonesia sih berharap mungkin TikTok bisa melakukan promosi lebih besar lagi dan tidak menaikkan biaya administrasi ataupun biaya lainnya dengan sangat signifikan. Dikhawatirkan dengan adanya platform baru berwarna ‘kuning’ dapat mempengaruhi kredibilitas atau performa dari si TikTok itu sendiri, sehingga perlu waktu yang tepat untuk TikTok dapat meningkatkan biaya admin dll,” ungkapnya,
Selain itu Bravery Indonesia sebagai seller juga berharap TikTok dapat meningkatkan traffic lagi dari sisi promosi dan tambahan promo dari sisi TikTok jadi bukan hanya dari seller saja.
“So far sampai saat ini panduan itu sudah cukup oke, dari sisi TikTok juga sudah memberikan RM atau AM account manager yang memang membantu seller-seller saat ini. Jadi sudah cukup membantu,” pungkasnya.