Menteri Prancis Bilang Kapal Riset LIPI Perlu Dimodernisasi, Sudah Usang?

Fatkhul Maskur
Jumat, 11 Juni 2021 | 08:37 WIB
Menteri Kelautan Prancis Annick Girardin di Kapal Baruna Jaya VIII milik LIPI. /LIPI
Menteri Kelautan Prancis Annick Girardin di Kapal Baruna Jaya VIII milik LIPI. /LIPI
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ocky Karna Radjasa menyambut kedatangan Menteri Kelautan Perancis Annick Girardin di dermaga Pelabuhan Perikanan Nizam Zachman di Jakarta, Rabu (9/6/2021).

Menteri Annick bersama Agence Française de Développement (AFD) melakukan kunjungan kenegaraannya siang itu dengan meninjau Kapal Baruna Jaya VIII milik LIPI. Dalam acara singkat tersebut, Menteri Annick menyempatkan diri berada di ruang nahkoda serta meninjau kondisi kapal.

Menteri Kelautan Prancis, Annick Girardin menyampaikan terimakasih dan mengungkapkan bahwa dia sangat tersentuh dengan sambutan yang hangat dari LIPI. Annick mengungkapkan dirinya sangat memahami bahwa LIPI perlu bantuan untuk memodernisasi Kapal Riset supaya LIPI bisa melakukan penelitian dengan lebih optimal.

Kepala Pusat Penelitian Laut Dalam LIPI Nugroho Dwi Hananto menjelaskan secara singkat tentang riset dan hasilnya kepada Menteri Annick. “Ini beberapa riset yang pernah dilakukan tim peneliti LIPI dengan fasilitas kapal ini,” tuturnya dalam Bahasa Perancis seraya menjelaskan poster-poster di koridor kapal.

Dalam kesempatan terpisah, Nugroho mengatakan bahwa pengadaan kapal riset penjelajah samudera baru dan retrofit Kapal Riset Baruna Jaya VIII akan semakin mengoptimalkan para peneliti Indonesia mengungkap kekayaan alam laut dan samudera Indonesia, yang tidak hanya tersebar dalam luasan namun juga pada kedalaman.

Di samping itu, inovasi manajemen riset dan penguatan kapasitas pengelolaan fasilitas riset samudera menjadi komponen penting dalam projek ini. Inovasi ini mendukung standar pelayanan kapal riset nasional dalam memenuhi standar industri secara global.

“Fasilitas kapal riset penjelajah samudera ini dirancang untuk dapat mendorong riset samudera di bidang geosains kelautan, termasuk pemetaan lantai samudera, riset biota laut dan perikanan, perubahan iklim, serta interaksi antara samudera – atmosfer,” ujar Nugroho dalam keterangan pers LIPI.

Dengan demikian, percepatan pencapaian tujuan Indonesia sebagai poros maritim dunia dapat diperkuat melalui diplomasi riset. Selain itu, berbagai program ekonomi biru (blue economy) juga mendukung dengan menyediakan data dan informasi kelautan yang akurat.

Sebagai informasi, penandatanganan Credit Facility Agreement of Procuremet of Multi-Purposes Research Vessels atau Krisna (Kapal Riset Nasional) antara Kementerian Keuangan RI dengan AFD telah dilakukan pada Selasa (8/6/2021) di Jakarta.

Penandatanganan perjanjian pembiayaan pinjaman senilai US$107 juta tersebut akan digunakan untuk pembelian dan reparasi kapal penelitian serbaguna oleh LIPI. Melalui LIPI, dana tersebut dikelola untuk pembiayaan pengadaan Multi-Purposes Research Vessels dengan komponen Retrofit Kapal Baruna Jaya VIII dan pengadaan Kapal Riset Baru, serta pembangunan kapasitas SDM Kelautan Nasional.

Melalui Nugroho, Ocky berharap dengan peremajaan Kapal Riset ini para peneliti bisa lebih meningkatkan aktivitas riset dan menghasilkan riset yang semakin berkualitas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Fatkhul Maskur
Editor : Fatkhul Maskur
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper