Astronot Punya Baju Luar Angkasa Baru, Ini Kelebihannya

 Jessica Gabriela Soehandoko
Kamis, 10 Juni 2021 | 18:14 WIB
Baju astronot NASA/istimewa
Baju astronot NASA/istimewa
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Seorang astronot membutuhkan pakaian khusus, agar dapat melindungi mereka dari kondisi kosmos yang tinggi. Kini, NASA merancang pakaian luar angkasa baru, untuk misi bulan berikutnya, yakni pada tahun 2024.

Pakaian antariksa merupakan ‘pesawat ruang angkasa’-nya sendiri bagi para astronot. Para astronot perlu waktu untuk menyesuaikan diri, bahkan memerlukan waktu sekitar empat jam, agar semua fungsi dan perlatannya dapat berjalan dengan lebih baik.

Cathleen Lewis, kurator dari International space programs and spacesuits di Museum Dirgantara dan Luar Angkasa Nasional institusi Smithsonian, mengatakan bahwa para astronot juga membutuhkan waktu berjam-jam, dan membutuhkan bantuan dari rekannya untuk memakai kostumnya tersebut.

Dalam membahas pakaian antariksa, lewis juga menjelaskan bahwa pakaian tersebut difungsikan untuk memungkinkan manusia dapat mengeksplorasi secara mandiri, dan dapat melakukan pekerjaan di luar kenyamanan pesawat ruang angkasa atau stasiun ruang angkasa.

Pakaian antariksa terdiri dari hampir setengah lusin komponen yang berbeda, dan memiliki 16 lapisan. Untuk misi kedepannya, yakni misi Artemis, NASA akan mengirim wanita pertama dan orang kulit berwarna pertama ke bulan, dan mengenakan pakaian antariksa terbaru yaitu xEMU.

xEMU, yakni exploration extravehicular mobility unit, menawarkan teknologi agar para astronot dapat mengeksplorasi lebih lagi, namun tetap aman untuk digunakan.

Mike Fincke, yakni astronot NASA, mengatakan bahwa ketika astronot Apollo berjalan di bulan, dirinya tidak bisa untuk membungkuk dan mengambil batu.

Dengan pakaian antariksa yang semakin berkembang, kini juga memiliki struktur yang lebih fleksibel dengan adanya sarung tangan.

Lewis menjelaskan bahwa sarung tangan sangat sulit dirancang untuk menjadi pelindung, dan memungkinkan astronot untuk melakukan ketangkasan manual. Sarung tangan juga menjadi salah satu bagian yang dikeluhkan oleh astronot. Hal ini dikarenakan terkadang bisa terasa menyempit, terutama jika setelah berjam-jam di luar angkasa. Oleh karena itu, elemen pemanas juga perlu dimasukan ke dalam sarung tangan.

Sebagian besar pelatihan pakaian antariksa untuk astronot, diuji di kolam Laboratorium Daya Apung Netral NASA di Houston, yakni untuk menstimulasikan perasaan tanpa bobot, seperti di luar angkasa.

Berbagai eksperimen telah dilakukan oleh para ilmuwan selama bertahun-tahun. Dengan mengeksplorasi berbagai bahan, hasil tingkat keberhasilan juga cukup beragam. Salah satunya adalah Kevlar. Kevlar baik untuk menghentikan peluru, namun mudah dipotong dengan pisau.

Pakaian astronot juga didesain berbeda-beda untuk setiap orang. Hal ini diperlukan agar setiap astronot dapat mengenali setiap rekannya ketika menggunakan kostum.

NASA telah menginvestasikan lebih dari 300 juta dolar untuk program pengembangan xEMU, dan tantangan untuk program Artemis adalah bagaimana memastikan pakaian tersebut dapat dioptimalkan dalam mengeksplorasi bulan, yakni dalam mobilitas dalam menjelajahi medan kasar di bulan, memiliki bobot yang cukup ringan namun juga cukup kuat untuk melindungi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper