Menang dari Shopee dan Salim Group, Tokopedia Peritel Terbaik Indonesia

Muhammad Khadafi
Rabu, 2 Juni 2021 | 15:48 WIB
Karyawan beraktivitas di dekat logo Tokopedia di Jakarta, Selasa (28/1). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan beraktivitas di dekat logo Tokopedia di Jakarta, Selasa (28/1). Bisnis/Himawan L Nugraha
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Riset Euromonitor International, Top 100 Retailers in Asia 2021, menyebutkan platfrom e-commerce Tokopedia menduduki posisi puncak sebagai pemain ritel terbaik di Indonesia, sekaligus di Asia Tenggara. Dalam laporan tersebut, Tokopedia sekaligus masuk jajaran 100 peritel terbaik di Asia. 

Pada daftar 100 peritel terbaik di Asia, Tokopedia menempati urutan 26 dengan pangsa pasar US$11.683, di atas Apple Inc. pada perindgkat 27 (US$11.278). 

Sementara itu di pasar Asia Tenggara, Tokopedia menembus peringkat pertama, melampaui Seven & I Holdings Co Ltd sebesar 11.532 juta dollar AS, dan Sea Ltd 8.739 juta dollar AS, pemilik merek Shopee.

"Platform e-commerce seperti Tokopedia, Shopee dan Lazada memainkan peran besar dalam digitalisasi brand-brand yang tadinya hanya bergerak di ranah offline," demikian keterangan dalam laporan ini.

Adapun di Indonesia, peringkat 1-5 secara berurutan ditempati Tokopedia, Sea Ltd (Shopee), Salim Group, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. dan Bukalapak.

Dalam laporatan Euromonitor, satu strategi Tokopedia di tengah pandemi Covid-19 adalah mulai menjual layanan makanan untuk memanfaatkan konsumen yang ingin memesan dari rumah mereka melalui kampanye “Tokopedia Nyam” dengan kopi bermerek lokal, makanan khas Korea, dan nasi mentai Jepang di antara produk-produk terlaris. 

Selain itu, satu keunggulan Tokopedia adalah sebagai ecommerce pengecer peralatan rumah tangga, perbaikan rumah, kesehatan, di mana kategori tersebut tetap tumbuh di tengah pandemi Covid-19. Penurunan daya beli masyarakat tercatat memberikan dampak kepada pengecer pakaian, alas kaki, mainan tradisional, perhiasan, dan jam tangan. 

"Minat konsumen sangat berkurang karena ini biasanya dianggap sebagai pengeluaran yang tidak penting dan tidak perlu," tulis riset Euromonitor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Muhammad Khadafi
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper