Bisnis.com, JAKARTA – PT Indosat Tbk. (ISAT) menerapkan kecerdasan buatan di berbagai sisi, salah satunya adalah jaringan. Inovasi ini membuat Indosat mampu mendeteksi lebih cepat gangguan jaringan yang terjadi, yang berujung pada kepuasan pelanggan dan pendapatan yang terjaga.
Senior Vice President Corporate Communications Indosat Steve Saerang mengatakan dalam dunia digital, pengembangan jaringan menjadi lebih kompleks dan kebutuhan pelanggan selalu meningkat. Jutaan data point harus dimonitor, dianalisa dan ditindaklanjuti.
Untuk menghadapi kondisi tersebut, ujar Steve, sebagai perusahaan telekomunikasi digital Indosat menggunakan kecerdasan buatan. Teknologi tersebut memastikan operasi yang dijalankan Indosat efisien, akurat dan minim kesalahan.
“Digitalisasi operasional Indosat yang didukung kecerdasan buatan membantu kami untuk melakukan deteksi dini akan terjadinya problem di jaringan, mempercepat deteksi sumber problem dan penanganannya,” kata Steve kepada Bisnis.com, Rabu (2/6/2021).
Steve mengatakan kecerdasan buatan juga membuat keandalan jaringan yang lebih baik. Sebagai contoh, dalam paruh kedua 2020, ujar Steve, pada awal implementasi digitalisasi operasi tersebut, Indosat berhasil mengurangi waktu kehilangan atau lost-hours di jaringan sebanyak 16 persen dibandingkan paruh pertama 2020.
“Ini berarti berkurangnya interupsi layanan bagi pelangan, sehingga pelanggan bisa menikmati layanan kami dengan lebih baik lagi. Dan ini berarti juga mengurangi potensi kehilangan pendapatan,” kata Steve.
Sekadar informasi, pada kuartal I/2021 pendapatan Indosat tercatat senilai Rp7,35 triliun. Naik 12,6 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Pendapatan dari layanan internet bergerak naik 12,5 persen secara tahunan menjadi Rp6,05 triliun dan pendapatan internet tetap meningkat 15,8 persen yoy menjadi Rp1,17 triliun.