Bisnis.com, JAKARTA – Kehadiran teknologi 5G diyakini bakal mendorong hadirnya lebih banyak kota cerdas di Indonesia.
Infrastruktur generasi kelima akan membuat arus data semakin deras sehingga dapat menopang sistem kecerdasan buatan di kota cerdas.
Direktur Eksekutif ICT Insititute Heru Sutadi mengatakan secara umum kehadiran 5G akan membantu percepatan transformasi digital.
Baca Juga Jaringan 5G Tiba, Siapa Paling Siap? |
---|
Infrastruktur 5G akan membuat laju pengiriman, penerimaan, dan pertukaran data menjadi lebih masif dibandingkan dengan 4G, sehingga dapat tercipta maha data. Data-data yang terkumpul tersebut kemudian dianalisis dan melahirkan solusi berbasis kecerdasan buatan.
Secara teori jaringan 5G diperkirakan memiliki kecepatan hingga 20 kali lipat dari jaringan 4G, dengan rata-rata kecepatan di atas 1Gbps. Artinya arus data yang mengalir di era 5G bisa 20 kali lipat lebih cepat dari teknologi sebelumnya.
“Akses infrastruktur internet cepat akan mendukung pertukaran data, pengiriman dan penerimaan data misal di pengembangan kota cerdas, otomatisasi pabrik atau kendaraan,” kata Heru, Kamis (27/5/2021).
Heru memperkirakan Ibu Kota Baru bisa dikembangkan sebagai kota pintar dengan solusi yang dihadirkan 5G.
Jaringan internet generasi kelimat itu akan mendukung kerja sensor dan benda yang digerakan dengan internet (internet of things/IoT) di Ibu Kota Baru.
“Selain jadi bagian dari transformasi digital, juga menunjukkan bahwa kita bangsa yang tangguh. Meski pandemi, adopsi teknologi baru terus dilakukan,” kata Heru.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) berupaya menghadirkan lebih banyak lagi kota pintar di Tanah Air pada 2024. Melalui Gerakan menuju Smart City, Kemenkominfo ingin 150 kabupaten/kota terfasilitasi untuk bisa menerapkan kota pintar.
Dalam Peraturan Menteri Kominfo no.2/2021 tentang Rencana Strategis Kemenkominfo 2020-2024, Kemenkominfo menyampaikan 63 Kabupaten/kota dari target tersebut berada kawasan Destinasi Pariwisata Prioritas dan 6 kabupaten/kota berada di kawasan Ibu Kota Negara.
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate mengatakan penggelaran layanan jaringan 5G menandai bahwa mulai saat ini, Indonesia memasuki tahapan operasi 4G dan 5G secara bersamaan. Menkominfo menegaskan kembali kehadiran layanan 5G tidak lantas menggusur layanan 4G yang sudah digunakan masyarakat.
"Karena di tahapan pengembangan awal ini, jaringan 4G juga dibutuhkan sebagai basis operasionalisasi 5G," kata Johnny.
Sebagai teknologi baru, Johnny berharap 5G makin mendorong kemajuan sektor digital Indonesia.
Melalui layanan yang lebih cepat dan kapasitas jaringan yang lebih besar serta andal, teknologi 5G akan membuka potensi layanan tidak hanya untuk komunikasi antar manusia, juga mengintegrasikan jaringan manusia dengan mesin dan jejaring komunikasi mesin dengan mesin.
Dari sisi spektrum frekuensi, untuk menghadirkan penggelaran 5G yang optimal, kata Johnny, Indonesia membutuhkan alokasi spektrum frekuensi di 3 lapis lapisan, yaitu frekuensi rendah di bawah 1 GHz, frekuensi tengah di bawah 6GHz, dan frekuensi atas atau sekitar 6 GHz ke atas.
“Lapisan low band cocok digunakan untuk melakukan pemerataan jaringan di wilayah rural. Sementara lapisan tengah untuk keperluan peningkatan kualitas transfer data internet bergerak,” kata Johnny.