Bisnis.com, JAKARTA — Astronot NASA Ricky Arnold, bersama dengan perwakilan dari NASA dan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), akan berpartisipasi dalam panel virtual pada Rabu, 26 Mei 2021, untuk menyoroti kemampuan penelitian Laboratorium Nasional AS yang mengorbit, dan berbagi kemajuan penelitian luar angkasa dan pengembangan teknologi.
Arnold, seperti dikutip dari laman NASA, Jumat (21/5/2021), merupakan penduduk asli Maryland, bekerja di ilmu kelautan dan sebagai guru di tempat-tempat seperti Maroko, Arab Saudi, dan Indonesia sebelum memulai karier di NASA.
Dia terpilih sebagai astronot pada Mei 2004, Arnold telah menghabiskan 209 hari di luar angkasa dalam dua misi. Pada tahun 2009, ia terbang pada misi STS-119 Space Shuttle Discovery, yang mengirimkan sepasang sayap susunan surya pembangkit tenaga yang ia bantu pasang dalam dua perjalanan ruang angkasa dengan total 12 jam, 34 menit.
Dia kemudian bertugas di stasiun luar angkasa selama 197 hari pada 2018 sebagai insinyur penerbangan di Ekspedisi 55 dan 56, melakukan ratusan penyelidikan penelitian untuk memberi manfaat bagi kehidupan di Bumi dan mempelajari lebih lanjut tentang hidup di luar angkasa.
Selama lebih dari 20 tahun, Stasiun Luar Angkasa Internasional terus dihuni, memungkinkan lebih dari 2.400 peneliti memfasilitasi lebih dari 3.000 eksperimen berbeda dalam berbagai topik, termasuk biologi, bioteknologi, kesehatan manusia, ilmu ruang dan fisik, serta teknologi.
Sebelum menjadi angkasawan NASA, pada 2001, Arnold sempat bekerja sebagai guru matematika dan sains. Dia mengajar di Sekolah Internasional Kuala Kencana yang dikelola oleh PT Freeport Indonesia di Papua Barat, Indonesia.
Bukan sebuah kebetulan pula jika Arnold sering menggungah foto-foto wilayah Indonesia yang dijepretnya dari Stasiun Ruang Angkasa.
Seperti unggahannya melalui akun resminya @astro_ricky pada 30 Maret 2018. Dia menuliskan ‘Selamat Pagi Indonesia’ yang dilanjutkan dengan kata-kata dalam bahasa Inggris yang artinya " … tempat yang pernah saya sebut rumah. Jawa, Bali, & Lombok semuanya berbaris rapi. Garis sempit antara Bali dan Jawa dikenal sebagai Garis Wallace. Alfred Russel Wallace merumuskan teori evolusinya sendiri berdasarkan masanya di pulau-pulau ini.”
Selamat pagi Indonesia – a place I once called home. Java, Bali, & Lombok all lined up neatly in a row. The narrow straights between Bali and Java are known as the Wallace Line. Alfred Russel Wallace formulated his own theory of evolution based on his time on these islands. pic.twitter.com/rK8lnmXqQR
— Ricky Arnold (@astro_ricky) March 30, 2018