Blood Moon Muncul Lagi 26 Mei 2021, Bisa Dilihat di Indonesia?

Newswire
Selasa, 18 Mei 2021 | 21:17 WIB
Peserta melintas di depan gambar bulan dalam fase merah atau blood moon saat kegiatan Edukasi Pemantauan Gerhana Bulan dan Planet di Universitas Machung, Malang, Jawa Timur, Jumat (27/7). Kegiatan tersebut bertujuan memberikan edukasi kepada siswa SMA serta mahasiswa untuk lebih mengenal ilmu astronomi dengan melihat fase gerhana bulan dan pergerakan planet./ANTARA FOTO-Ari Bowo Sucipto
Peserta melintas di depan gambar bulan dalam fase merah atau blood moon saat kegiatan Edukasi Pemantauan Gerhana Bulan dan Planet di Universitas Machung, Malang, Jawa Timur, Jumat (27/7). Kegiatan tersebut bertujuan memberikan edukasi kepada siswa SMA serta mahasiswa untuk lebih mengenal ilmu astronomi dengan melihat fase gerhana bulan dan pergerakan planet./ANTARA FOTO-Ari Bowo Sucipto
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Fenomena Blood Moon akan muncul di langit pada 26 Mei 2021.

Terakhir kali terjadi pada 20-21 Januari 2019 lalu, fenomena bulan purnama yang tampak kemerahan dalam bayang-bayang Bumi ini akan bisa disaksikan dari banyak wilayah pada tahun ini.

Menurut catatan Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat atau NASA, Blood Moon 2021 akan berlangsung secara keseluruhan selama 3 jam 7 menit—sudah termasuk gerhana parsial dan gerhana total. Bagian gerhana bulan total saja akan berlangsung selama sekitar 15 menit.

Dikutip dari Tempo.co, fenomena langit ini akan dimulai pada pukul 08.47 UTC atau pukul 15.47 WIB. Namun, gerhana penuh akan muncul pada 11.11 UTC (18.11 WIB) dan akan menjadi maksimum pada 11:18 UTC (18.18 WIB) dan akan terus berada pada keadaan total hingga 11.25 UTC (18.25 WIB). Gerhana akan berakhir pada pukul 13.49 UTC (20.49 WIB).

Fenomena Blood Moon hanya terjadi saat fase bulan penuh dan mengalami gerhana bulan total. Bumi bergerak di antara bulan dan matahari sehingga mereka berada pada posisi sumbu garis lurus. Saat itulah bulan akan 'tertelan' bayangan Bumi.

Pada waktu yang bersamaan, sedikit cahaya dari arah matahari terbit dan matahari tenggelam di Bumi jatuh di permukaan Bulan. Gelombang cahaya panjang yang datang dari Bumi inilah yang membuat bulan tampak merah. Dia akan semakin merah jika polusi udara, tutupan awan atau ketebalan partikel di atmosfer Bumi yang ditembus cahaya itu semakin besar.

Blood Moon bisa disaksikan dengan mata telanjang, tanpa memerlukan peralatan khusus untuk pengamatannya. Meski demikian, pengalaman tersebut akan lebih baik jika disaksikan melalui teleskop.

Blood Moon 2021 akan terlihat di wilayah Asia Selatan/Timur, Australia, sebagian besar Amerika Utara, Amerika Selatan, Pasifik, Atlantik, Samudra Hindia, dan Antartika.

Beberapa kota di mana gerhana bulan total diperkirakan akan terlihat termasuk Honolulu, Houston, Los Angeles, Manila, Melbourne, San Francisco, Seoul, Shanghai, dan Tokyo. Blood Moon juga akan terlihat sebagian di kota-kota seperti Bangkok, Chicago, Dhaka, Montreal, New York, Toronto, dan Yangon.

Sayangnya, masyarakat Indonesia belum bisa menyaksikan fenomena Blood Mood 2021. Perlu diingat, gerhana bulan total dan Blood Moon tidak akan terjadi lagi hingga Mei 2022 mendatang.

Sumber: Tempo.co

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Newswire
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper