Bisnis.com, JAKARTA - Setelah hampir lima tahun berada di luar angkasa, pesawat ruang angkasa milik NASA mulai mendekati akhir dari misi bersejarahnya dan pulang ke Bumi dengan membawa sejumlah besar sampel asteroid.
Pesawat dengan nama Origins nASA, Spectral Interpretation, Resource Identification, Security Regolith Explorer (OSIRIS-REx) itu memulai perjalanannya kembali ke Bumi pada Senin (10/5/2021) waktu setempat dan diperkirakan akan memakan waktu sekitar dua setengah tahun.
Pesawat itu kembali dari asteroid Bennu yang dekat dengan Bumi sekaligus menandai misi pengambilan sampel asteroid pertama NASA.
Pesawat luar angkasa itu berjarak sekitar 200 juta mil, tetapi harus mengelilingi Matahari dua kali untuk mengejar Bumi sehingga membuat total perjalanan sejauh 1,4 miliar mil.
Pada Senin (10/5/2021), pesawat ruang angkasa itu memacu mesin utamanya dengan kecepatan penuh selama tujuh menit, yang oleh NASA disebut sebagai "manuver paling signifikan" sejak tiba di Bennu pada 2018.
Langkah tersebut mendorong pesawat ruang angkasa itu terbang dengan kecepatan 600 mil per jam dari asteroid berusia 4,5 miliar tahun.
"Saat kami meninggalkan asteroid, saya merasa sangat bangga," kata peneliti utama misi Dante Lauretta dalam sebuah pernyataan seperti dikutip CBSNews.com, Rabu (12/5/2021).
Dia mengatakan, tim tersebut tampil fenomenal dan pihaknya telah belajar banyak selama misi berjalan.
Sekarang kami menantikan hasil temuan ilmiah akhir tentang analisis sampel dan itulah sebabnya saya terlibat dalam program ini sejak lama, katanya.
"Ini menarik dan menantang," kata Sandy Freund, Manajer Program Operasi Pendukung misi Lockheed Martin, tempat OSIRIS-REx diterbangkan.
“Saya tidak sabar untuk melihat apa yang kami pelajari dari sampel ketika kembali ke Bumi. Akan teetapi, pada saat yang sama, kami sekarang mengucapkan selamat tinggal pada asteroid ini yang telah kami kenal dengan baik selama beberapa tahun terakhir,” ujarnya.