Gender Bukan Halangan untuk Berkembang, Femtech Makin Tumbuh Kencang

Akbar Evandio
Rabu, 21 April 2021 | 05:48 WIB
Ilustrasi startup/
Ilustrasi startup/
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan rintisan yang dipimpin oleh perempuan (female technology/femtech) dinilai semakin matang dan diprediksi bertumbuh kencang ke depan.

Berdasarkan riset yang dilakukan Frost & Sullivan mencatatkan bahwa femtech secara global bisa menjadi pasar yang bernilai US$50 miliar hingga tahun 2025 mendatang.

Untuk diketahui, femtech dapat diartikan sebagai bisnis yang didirikan oleh perempuan dan kebanyakan pemainnya menyasar kebutuhan khusus untuk kalangan perempuan.

Partner East Ventures Melissa Irene mengatakan saat ini gender tidak lagi mempengaruhi minat pendanaan. Menurutnya, wirausaha yang dipimpin oleh perempuan atau laki-laki seharusnya punya kesempatan yang sama sehingga industri ke depan makin bebas untuk berkarya.

“Industri femtech memiliki kategori-kategori yang terus tumbuh, seperti sociolla yaitu beauty tech yang membuktikan bisa ada satu perusahaan yang kuat di bidang tersebut atau orami yang fokusnya ke Ibu dan Anak,” kata Irene, Selasa (20/4/2021).

Dia melanjutkan bahwa sampai saat ini mereka telah memiliki sekitar 10 persen pendiri perempuan di jaringan East Ventures, di mana perusahaan modal ventura ini telah berinvestasi ke Base (Yaumi Fauziah), Greenly (Liana Gonta Widjaja), Nusantics (Sharlini Eriza Putri), Fore (Elisa Suteja), dan Sociolla (Chrisanti Indiana), dan Nalagenetics (Astrid Irwanto & Levana Sani).

“Kami bersyukur telah bekerjasama dengan mereka dan berharap untuk peningkatan representasi. Mereka tentu saja adalah individu-individu yang luar biasa, yang karyanya patut untuk dihormati,” ujarnya.

Tidak hanya itu, Irene optimis bahwa ke depannya sektor khusus untuk kesehatan perempuan punya kesempatan untuk hadir mewarnai ekosistem startup.

“Saat ini perlu difokuskan bagaimana kita terus memelihara momentum untuk mendorong banyak perempuan yang berpartisipasi dan membangun startupnya. Saya positif dan optimis bakal lebih banyak perempuan yang muncul di berbagai sektor karena industri ini makin matang,” katanya.

Kepala Pusat Inovasi dan Ekonomi Digital Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda mengatakan bahwa berbicara mengenai peran perempuan dalam ekonomi digital di Indonesia masih terbilang rendah.

Menurutnya, salah satu penyebabnya adalah ketimpangan akses terhadap internet antara laki-laki dan perempuan. Hal tersebut dapat dilihat dari kepemilikan ponsel pintar di mana laki-laki jauh lebih tinggi dibandingkan perempuan.

Berdasarkan hasil survei Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) pada 2017, masyarakat perempuan yang memiliki ponsel berada di angka 65,09 persen, sedangkan laki-laki memimpin di angka 67,41 persen.

“Maka dari itu, sebenarnya pemerintah punya peluang untuk mengembangkan femtech dengan cara meningkatkan akses internet ke perempuan serta meningkatkan kegunaan platform ekonomi digital (salah satunya fintech) kepada pelaku usaha perempuan,” ujar Huda.

Berdasarkan riset yang dilakukan BCG Research mencatatkan pada 2020 jumlah perempuan yang bekerja di perusahaan sektor teknologi pada kawasan Asia Tenggara hanya setara 32 persen dari total karyawan industri.

Sementara itu, persentase perempuan yang mengambil fokus teknologi di perguruan tinggi pada kawasan Asean hanya setara 39 persen dari total peserta studi.

Adapun di Indonesia, pekerja perempuan di perusahaan-perusahaan teknologi baru mencapai angka 22 persen. Kemudian, secara keseluruhan rasio jumlah pekerja perempuan terhadap total angkatan kerja mencapai 32 persen.

Kondisi ini harus segera diatasi, karena riset yang sama menyebut bahwa keberadaan perempuan justru bisa meningkatkan inovasi, kelincahan, dan performa keuangan perusahaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper