Bisnis.com, JAKARTA – PT. Aurora Cantika Globalindo meyakini perusahaan rintisan yang dipimpin oleh perempuan (female technology/femtech) perlu untuk terus hadir sembari memanfaatkan momentum transformasi digital.
CEO Alatte Beauty (PT. Aurora Cantika Globalindo) Dyah Prastiti mengatakan stigma wanita dianggap tidak atau kurang mampu sebagai pemimpin maupun pendiri startup wajib untuk dihapus.
“Stigma itu membuat perempuan jadi diragukan kemampuannya dan mengakibatkan para pemberi dana agak sulit mengucurkan dananya untuk startup yang didirikan oleh perempuan kecuali mereka sudah memberikan hasil yang nyata,” kata Dyah, Selasa (20/4/2021).
Menurutnya, stigma tersebut sering kali membuat para wanita jadi ragu karena khawatir makin diremehkan atau takut berbuat salah atau jadi gagal. Apalagi bila para wanita tersebut bukan berasal dari keluarga pebisnis.
“Sehingga tantangannya kembali, lagi-lagi karena sering dianggap kurang mampu jadi membuat tidak banyak wanita yang percaya diri untuk memulainya,” katanya.
Namun, Dyah mengatakan bahwa sebenarnya ada banyak wanita yang mampu untuk lebih memilih fokus di dunia usaha yang didominasi oleh laki-laki, misalnya yang berhubungan dengan teknologi dan informasi (TI).
“Seharusnya wanita tidak membatasi diri atau harus berani memulai suatu usaha. Bahkan, untuk sektor yang berhubungan dengan gaya hidup, wanita lebih mumpuni untuk memulai usaha yang berhubungan dengan women passion seperti contohnya kosmetik, fesyen, makanan, dan kerajinan tangan,” tutur Dyah.
Berdasarkan riset yang dilakukan Frost & Sullivan mencatatkan bahwa femtech secara global bisa menjadi pasar yang bernilai US$50 miliar hingga 2025.
Untuk diketahui, femtech dapat diartikan sebagai bisnis yang didirikan oleh perempuan dan kebanyakan pemainnya menyasar kebutuhan khusus untuk kalangan perempuan.