Teknologi Open RAN Bikin Operator Seluler Hemat Biaya

Leo Dwi Jatmiko
Rabu, 21 April 2021 | 21:19 WIB
Teknisi memeriksa perangkat BTS (Base Transceiver Station) di dekat jalan tol Trans Jawa, Ngawi, Jawa Timur, Minggu (12/5/2019)./ANTARA-Nando
Teknisi memeriksa perangkat BTS (Base Transceiver Station) di dekat jalan tol Trans Jawa, Ngawi, Jawa Timur, Minggu (12/5/2019)./ANTARA-Nando
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – PT Alita Mitra Praya, perusahaan yang berfokus dalam menghadirkan solusi teknologi, informasi dan komunikasi, menilai implementasi Open Radio Access Network (RAN) dapat membuat operator seluler makin hemat dari sisi belanja modal.

Head of Corporate Communication Alita Fita Indah Maulani mengatakan dengan menerapkan Open RAN, operator telekomunikasi tidak perlu bergantung dengan satu vendor saja dalam menggelar jaringan radio akses.

Operator dapat mengkombinasikan beberapa vendor sesuai dengan kebutuhan, sehingga mereka berpeluang menghemat belanja modal dan biaya operasional. Penghematan juga terjadi karena operator memiliki nilai tawar dan memiliki banyak pilihan, sehingga harga yang diterapkan vendor makin kompetitif.

“Dari sisi harga ketika sebuah sistem teknologi tidak dikuasai oleh satu perusahaan saja, maka peluang persaingannya lebih tinggi, harga makin kompetitif,” kata Fita, Rabu (21/4/2021).

Sekadar informasi, tanpa adanya Open RAN seluruh jaringan radio akses akan dijalankan oleh satu vendor saja. Hal ini membuat nilai tawar vendor tinggi dan operator tidak memiliki pilihan,

Tidak hanya itu, dengan Open RAN operator juga berpeluang memiliki sistem jaringan cadangan, untuk mengantisipasi suatu hal yang tak diinginkan dengan vendor.

Jika dahulu operator hanya bergantung pada vendor tertentu kemudian terjadi kondisi kahar dengan vendor tersebut, maka proses pemulihan jaringan akan membutuhkan waktu lama. Kondisiya berbeda jika operator bekerja sama dengan multivendor.

“Operator bisa lebih hemat dan meningkatkan daya tawar,” kata Fita.

Adapun mengenai efisiensi yang dihasilkan, kata Fita, berdasarkan berbagai riset dan perhitungan operator seluler, arsitektur Open RAN dapat mengurangi belanja modal secara signifikan jika dibandingkan dengan 4G.

Deutsche Telekom, kata Fita, melalui arsitektur Open RAN berhasil mengurangi belanja modal untuk 5G setidaknya hingga 50 persen dibandingkan dengan 4G. Berbagai operator seluler global juga percaya belanja modal mereka akan berkurang 30–50 persen dengan Open RAN.

“Dengan merakit sendiri mereka bisa menyesuaikan dengan kebutuhan mereka. Operator merakin sendiri,” kata Fita.

Dari sisi industri dalam negeri, sambungnya, Open RAN juga membuka peluang bagi para pemain lokal untuk terlibat dalam pergelaran jaringan radio akses. Jika para pemain lokal belum dapat mengembangkan perangkat keras, pemain lokal dapat bermain di sisi penyedia perangkat lunak seperti sistem integrator.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper