Ini Tantangan Pengembangan Open RAN di Indonesia

Leo Dwi Jatmiko
Rabu, 21 April 2021 | 19:52 WIB
Teknisi melakukan pemeriksaan perangkat BTS di daerah Labuhan Badas, Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin (26/8). Bisnis/Abdullah Azzam
Teknisi melakukan pemeriksaan perangkat BTS di daerah Labuhan Badas, Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin (26/8). Bisnis/Abdullah Azzam
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Pengembangan perangkat lunak dalam teknologi Open Radio Access Network (RAN) menjadi tantangan terberat yang harus diantisipasi oleh operator seluler, yang ingin menggunakan teknologi ini.

Sekjen Pusat Kajian Kebijakan dan Regulasi Telekomunikasi Institut Teknologi Bandung (ITB) Muhammad Ridwan Effendi menjelaskan Open RAN merupakan RAN – untuk BTS 4G - dengan perangkat lunak hasil pengembangan secara mandiri.

Model pengembangan perangkat lunak ini berbeda dengan model pengembangan sebelumnya. Pada model konvensional sebuah perangkat lunak dan perangkat keras dikembangkan oleh vendor yang sama agar kompatibel.

“Masalahnya adalah kita mengembangkan sendiri perangkat lunaknya dari awal, padahal perangkat lunak harus kompatibel dengan segala macam variasi dari perangkat keras,” kata Ridwan, Rabu (21/4/2021).

Sekadar informasi, Open RAN merupakan teknologi radio akses yang mengadopsi open interface. Dalam konsep ini, operator dapat mengkombinasikan beragam perangkat radio – seperti perangkat radio unit dan baseband  - tanpa terikat ke salah satu merek atau vendor.

Ridwan juga mengatakan mahalnya harga perangkat lunak yang dikembangkan oleh vendor, disebabkan proses pembuatannya yang lama dan sulit. 

Vendor melakukan riset yang mendalam agar produk perangkat lunak tersebut dapat digunakan untuk semua jenis perangkat keras.  

Ridwan mengatakan RAN atau jaringan inti dibuat untuk keperluan khusus dengan spesifikasi yang  bermacam-macam. Meski secara umum mengikuti spesifikasi internasional, kata Ridwan, tidak akan 100 persen sama dari merek ke merek.

“Sehingga agar uji kompatibilitasnya bisa 100 persen terpenuhi akan rumit sekali,” kata Ridwan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper