Tak Butuh 5G, Pemerataan Internet 4G Lebih Penting

Leo Dwi Jatmiko
Jumat, 9 April 2021 | 21:51 WIB
Seorang wanita mengoperasikan ponselnya di dekat logo teknologi 5G./REUTERS-Sergio Perez
Seorang wanita mengoperasikan ponselnya di dekat logo teknologi 5G./REUTERS-Sergio Perez
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerataan jaringan 4G dinilai menjadi hal yang lebih penting saat ini dibandingkan menghadirkan teknologi baru 5G.

Ketua Umum Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (Apjii) Jamalul Izza mengatakan saat ini pemerataan dan kualitas jaringan 4G belum optimal. Terdapat sejumlah daerah, yang ‘di atas kertas’ telah tercakup layanan 4G, namun secara kualitas jaringan di lapangan masih 3G atau bahkan belum terjangkau sama sekali atau blank spot.

“Memang kita akan lari ke 5G, tetapi kita lihat dahulu infrastrukturnya sudah siap atau belum. Pekerjaan rumah 4G masih banyak,” kata Jamal kepada Bisnis.com, Jumat (9/4/2021).

Sekadar informasi, berdasarkan data Kementeria Komunikasi Informatika (Kemenkominfo) pada 2019, terdapat sekitar 12.000 desa yang belum mendapat akses 4G. Sekitar 9.000 desa akan dibangun BTS 4G oleh Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti), sedangkan 3.000-an sisanya akan menjadi tanggung jawab operator seluler.

Jamal berharap agar pemerintah lebih fokus menghadirkan internet di daerah-daerah yang belum mendapat akses 4G. Menurutnya, masyarakat di luar Jawa lebih berharap hadirnya internet.

“Saya sering jalan ke beberapa daerah. Masyarakat jarang mempermasalahkan teknologi jaringan seperti 4G atau 5G, masyarakat kita itu butuhnya internet mau teknologi apapun tidak peduli,” kata Jamal.

Adapun mengenai persaingan antara 5G dengan jaringan internet tetap ke rumah, Jamal berpendapat kehadiran 5G akan memberi dampak pada persaingan layanan internet ke rumah, namun tidak terlalu signifikan. Masing-masing layanan menurut Jamal, memiliki keunggulan.

Secara kapasitas 5G memang lebih besar dan lebih cepat dibandingkan dengan 4G, namun jika dibandingkan dengan layanan internet tetap, kestabilan jaringan 5G lebih rendah.

“Ini bukan ancaman besar, karena masing-masing punya pasarnya sendiri,” kata Jamal.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper