Bisnis.com, JAKARTA - Gim peran aksi petulangan yang tengah naik daun, Genshin Impact, tengah menghadapi kontrovesi setelah sebuah template email diedarkan penggemar menuduh gim rasis dan tidak sensitif.
Gim tersebut telah mendapat banyak kontroversi sejak perilisannya tahun lalu. Ketika itu, pemain menemukan bahwa gim menerapkan sistem sensor terhadap Taiwan dan Hong Kong.
Sebagai informasi, Genshin Impact dikembangkan oleh perusahaan gim Mihoyo yang berbasis di China. Alhasil, pemain mengaitkan isu penyensoran dengan kondisi politik antara negara-negara terkait.
Adapun baru-baru ini, sebuah utas dari pengguna Twitter @kaexiaobf merinci template email yang dimaksudkan untuk menyoroti beberapa masalah kontroversial gim tersebut.
Utas itu menyebut Genshin Impact menggambarkan salah satu musuh utamanya yakni Hilichurl sebagai penjahat yang terinspirasi oleh representasi stereorip penduduk asli Amerika Serikat.
Sebuah video Hilichurl dalam pengembangan dengan tarian penduduk asli Amerika Serikat telah beredar di Twitter. Keduanya dianggap memiliki gerakan yang mirip.
Klaim lainnya adalah tentang whitewashing yang berasal dari hanya dua karakter dengan kulit gelap yang bisa dimainkan. Selain itu, semuanya merupakan karakter berkulit putih.
Tuduhan lainnya diarahkan pada karakter non pemain (NPC) yang dianggap pedofilia, lantaran karakter yang menggambarkan seorang dewasa menyatakan ingin menikahi seorang gadis muda.
Tak hanya itu, utas juga menyebutkan bahwa perusahaan menahan perkembangan gim untuk mendapatkan uang lebih banyak. Ada juga pembahasan soal tingkat gacha dalam gim yang tidak sesuai petunjuk.
Biasanya, Genshin Impact telah melewati beberapa kontoversi tanpa banyak masalah. Akan tetapi, isu kali ini yang mengangkat beberapa elemen menjadi lebih besar dengan munculnya tagar #BoycottGenshinImpact.
Sejauh ini belum ada tanggapan resmi dari pihak Genshin Impact. Akan menarik melihat perkembangan ke depannya mengingat gim ini sangat populer belakangan dan menyandang Game of The Year tahun lalu.