Ini Syarat Kehadiran Startup Unikorn Baru di Indonesia

Akbar Evandio
Kamis, 1 April 2021 | 20:41 WIB
Ilustrasi/Istimewa
Ilustrasi/Istimewa
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Target pemerintah untuk menghadirkan tiga unikorn baru pada 2024 perlu dijawab oleh tiga langkah strategis terhadap ekosistem perusahaan rintisan (startup).

Direktur Utama Mandiri Capital Eddi Danusaputro mengatakan bahwa tiga langkah strategis tersebut adalah menciptakan iklim investasi yang sehat dari segi pendirian perusahaan investasi, skema pajak, dan lebih banyak opsi keluar bagi startup seperti penawaran saham perdana (initial public offering/IPO).

“Langkah pemerintah adalah permulaan yang baik. Namun, yang masih perlu diperhatikan adalah sisi investasi di mana perlu ditambah jumlah investor baik asing maupun lokal dan jumlah investasinya kepada startup,” katanya saat dihubungi Bisnis.com, Kamis (1/4/2021).

Eddi menilai hadirnya Indonesia Investment Authority (INA) atau Lembaga Pengelola Investasi (LPI) yang baru dibentuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) merupakan langkah strategis untuk menghadirkan unikorn baru di Indonesia.

“Karena, kembali lagi tantangannya adalah menaikkan jumlah investasi kepada startup,” ujarnya.

Sekadar catatan, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020--2024 menargetkan hadirnya tiga startup dengan valuasi lebih dari US$1 miliar atau yang biasa disebut unikorn pada 2024.

Adapun, untuk mencapai target tersebut, Kemenkominfo mengambil langkah seperti Pembentukan startup digital aktif melalui program kerja 1000 Startup Digital, SMK coding dengan mengajarkan siswa SMK menjadi programmer, dan mengembangkan hub-hub digital.

Dikutip melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020—2024 pada tahun ini diharapkan jumlah startup digital aktif yang terbentuk berjumlah 35 startup. Adapun, untuk jumlah startup pada 2022, 2023, dan 2024 masing-masing target yang diharapkan berjumlah 70, 110, dan 150.

Sementara itu, jumlah unikorn diharapkan bertambah sebanyak 1 buah pada 2022 dan secara kumulatif beranjak menjadi 3 perusahaan pada 2024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Akbar Evandio
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper