Bisnis.com, JAKARTA – Ramadan 2021 dinilai menjadi tantangan untuk membuktikan efektivitas dua raksasa teknologi Tanah Air yaitu Gojek dan Tokopedia, yang diklaim telah melakukan merger, di mata masyarakat.
Sekadar catatan, berdasarkan laman Crunchbase yang dikutip Bisnis.com, Kamis (1/4/2021), Gojek diketahui menempuh jalur akuisisi terhadap Tokopedia, yang merupakan platform lokapasar pada 9 Maret 2021.
Pengamat telekomunikasi dari ITB Ian Joseph Matheus Edward menilai integrasi kedua perusahaan seharusnya dapat mendorong kualitas layanan dan biaya yang makin efisien. Sebab, ekosistem keduanya menjadi lengkap mulai dari pemesanan barang hingga sampai ke pelanggan.
“Karena keuntungannya tersebar, pelanggan harus diuntungkan dengan merger mereka karena makin banyak pesanan. Ramadan akan jadi ajang pembuktian kinerja dari merger kedua perusahaan tersebut, bila berhasil dengan sendirinya member dan jumlah transaksi akan meningkat,” ujarnya, Kamis (1/4/2021).
Menurutnya, kedua pemain harus segera menghadirkan fitur lain yang bisa memperluas cakupan layanan dan menarik minat masyarakat. Sebab, jika terbukti efektif ketika sinyal aksi korporasi lanjutan seperti penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) terjadi. Masyarakat sudah lebih percaya untuk melirik perusahaan tersebut.
Senada, Koordinator Pusat Inovasi dan Inkubator Bisnis Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Dianta Sebayang mengatakan produk dan jasa dari perusahaan teknologi cukup akrab di masyarakat, tetapi rata-rata perusahaan teknologi yang melantai di bursa masih cukup jarang dikenal.
“Tujuan utama [kedua perusahaan] saat ini adalah memudahkan IPO bersama ke depan, karena nilai dari IPO akan sangat besar dan akan memperluas cakupan layanan mereka,” katanya.
Pada awal Maret 2021, Tokopedia dan Gojek dikabarkan telah menandatangani perjanjian penjualan dan pembelian bersyarat (Conditional Sales and Purchase Agreement/CSPA) terkait dengan perjanjian merger kedua perusahaan.
Adapun, berdasarkan informasi yang diperoleh dari sejumlah portal finansial, valuasi perusahaan hasil merger tersebut diperkirakan mencapai US$35 miliar—US$40 miliar. Kemudian, pemegang saham Gojek akan memiliki 60 persen saham di entitas hasil merger tersebut. Sebaliknya, sisanya 40 persen akan dimiliki Tokopedia.